Dirimu diriku menyatu
Padamu hatiku berlabuh
Oh cintaku sejati (Rayen ft Gisel-Hidup Untukmu).
** Â Â Â Â
Ritual yang berulang sejak empat belas tahun lalu. Peringatan ulang tahun kematian Fransisca. Baik Calisa maupun Calvin tak pernah absen membuat acara peringatan ulang tahun kematian itu tiap tahunnya.
Ironisnya, hari kematian Fransisca bertepatan dengan ulang tahun Calvin sekaligus ulang tahun pernikahan mereka. Tak terbayangkan, tiga peristiwa besar terjadi di tanggal yang sama. Calvin dan Calisa bersusah payah menata hati mereka.
Tahun ini berbeda. Acara peringatan ulang tahun kematian Fransisca diundur selama beberapa minggu. Pasalnya, Calvin dan Calisa disibukkan dengan proses rujuk dan kepindahan mereka ke villa. Kini semuanya telah selesai. Saatnya menunaikan agenda rutin yang tertunda.
Villa mewah itu dipenuhi para tamu. Mereka tak ragu membayar mahal untuk mendatangkan ustadz yang sudah punya nama untuk memimpin jalannya acara itu. Lebih tepatnya, untuk membimbing mereka semua mendoakan Fransisca. Bila ada kepentingannya dengan Fransisca, Calvin dan Calisa selalu melakukan yang terbaik.
Tak hanya keluarga besar yang diundang. Teman-teman, sahabat, anak-anak di Rumah Cinta, dan rekan kerja pun berdatangan karena undangan yang sama. Dalam sekejap, acara peringatan ulang tahun kematian itu layaknya parade pria-pria tampan dan wanita-wanita cantik. Halaman dan ruang tamu villa tak ubahnya area catwalk. Penuh berisi wanita cantik dan pria tampan dengan penampilan stylish serta elegan. Tas mahal, sepatu branded, pakaian bagus, dan parfum yang wangi menjadi ciri khas mereka.
Manik mata Calisa menangkap kedatangan teman-teman prianya sekaligus mantan koleganya. Dulu, mereka sering melakukan pendekatan padanya. Berniat merebut hatinya setelah ia bercerai dengan Calvin. Namun Calisa lebih memilih menutup hati. Cinta dan hatinya hanya ia berikan untuk pria oriental itu. Sebab ia yakin, suatu saat nanti Calvin akan kembali. Benar saja, penantian Calisa tak sia-sia.
Apa yang ditakutkannya terjadi. Para pria metropolis itu mendekatinya. Awalnya sekadar berbasa-basi menanyakan kabar, lalu berujung pada pertanyaan klise. Alasannya rujuk dengan Calvin. Calisa menanggapi semua pertanyaan dengan tenang. Mereka mempertanyakan mengapa Calvin yang sudah tidak sesehat dulu itu masih diterima Calisa dengan hati terbuka.