Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berapa Banyak Waktu yang Kita Miliki untuk Mereka?

5 September 2017   06:03 Diperbarui: 6 September 2017   23:41 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat mendengar jawaban Rose, terbayang wajah orang-orang yang saya sayangi. Berapa banyakkah waktu yang saya miliki untuk mereka? Sudah banyakkah perhatian yang saya berikan untuk orang-orang yang saya sayangi? Saya merasa waktu dan perhatian saya masih kurang untuk mereka.

Contohnya Mama saya. Mama berhenti bekerja demi saya. Melepas kariernya agar bisa lebih fokus mendampingi saya. Keputusan itu Mama ambil sendiri tanpa saya minta. Saya tidak pernah meminta Mama resign.

Rasanya pengorbanan Mama untuk berhenti bekerja belum bisa terbayar lunas oleh saya. Terkadang saya masih terlena dengan aktivitas yang saya jalani. Sampai melupakan quality time. Sulitnya quality time paling saya rasakan sewaktu masih di Senior High School. Saat itu saya sedang sibuk-sibuknya. Kebetulan sekolah saya mengadopsi sistem full day school. Sekolah lima hari dari pagi sampai sore. Sepulang sekolah, dilanjutkan kegiatan ekskul dan rapat organisasi. Saya baru sampai di rumah paling cepat pukul enam sore. Akhir pekan dihabiskan untuk mengurus grup musik dan kegiatan non akademis lainnya. Waktu saya sangat kurang untuk keluarga dan orang-orang terdekat. Tak sebanding dengan banyaknya waktu yang diberikan Mama untuk saya.

Kini ketika mulai bisa mengatur waktu, saya pun masih merasa sangat kurang. Rasanya waktu dan perhatian saya belum sebesar yang mereka berikan. Saya ingin memberi kebaikan yang lebih, lebih, dan lebih lagi untuk mereka.

Tiap tahun, saya punya satu kebiasaan di hari ulang tahun saya: mengosongkan semua jadwal kegiatan dan hanya membuka diri untuk keluarga serta orang-orang terdekat. Tahun ini pun saya ingin melakukannya. Di hari ulang tahun saya tahun ini, saya ingin sekali memberikan diri dan perhatian saya untuk Mama, Papa, orang-orang terdekat, dan kakak saya. Tidak akan ada kegiatan di luar. Kalau saya mau, notifikasi semua sosial media bisa saya matikan hari itu. Hanya notifikasi khusus saja yang tetap aktif. Saya ingin menikmati quality time hanya dengan orang-orang yang saya sayangi. Tanpa intervensi, tanpa hadirnya orang lain.

Kasus di atas menjadi gambaran betapa berharganya waktu. Quality time merupakan waktu yang bermakna untuk dihabiskan bersama orang-orang yang disayangi. Waktu tak dapat diputar kembali. Pekerjaan dan studi memang penting, tapi jangan lupakan mereka yang kita sayangi dan menyayangi kita.

Mempertahankan keberlangsungan kasih sayang jauh lebih sulit dari mendapatkannya. Tulusnya cinta dan kasih sayang yang telah kita miliki janganlah disia-siakan. Bersyukurlah karena kita masih disayangi, diperhatikan, dan dicintai. Bagaimana caranya bersyukur? Berikan waktu untuk mereka.

Banyak-sedikitnya waktu yang kita alokasikan untuk orang-orang yang kita sayangi bisa menjadi seleksi. Seleksi untuk mengukur sampai kapan sebuah hubungan akan bertahan. Relasi apa pun, baik itu keluarga, pertemanan, persahabatan, persaudaraan, maupun percintaan, akan rusak bila masing-masing pihak kehilangan waktu bersama. Waktu adalah kunci untuk mempertahankan hubungan. Banyak kasus hancurnya sebuah keluarga hanya karena kurangnya waktu kebersamaan. Tiap anggota keluarga terlalu sibuk dengan urusannya sampai-sampai lupa untuk menjalin kebersamaan.

Begitu pun hubungan percintaan. Sepasang kekasih dan suami-istri terlibat konflik lantaran waktu yang kurang. Akibat lain yang lebih fatal dari kurangnya waktu adalah perselingkuhan. Kesepian sebab tidak ada waktu bersama pasangan membuka peluang besar hadirnya orang ketiga. Wanita Idaman Lain atau Pria Idaman Lain dapat memberikan waktu yang seharusnya diberikan pasangan. Akhirnya, terjadilah perselingkuhan.

Dalam hubungan persahabatan, faktor utama hubungan menjadi renggang dapat dipicu karena waktu. Satu sama lain mulai sibuk dengan urusannya hingga tak punya waktu lagi untuk sahabatnya. Tak sedikit persahabatan yang memudar ditelan waktu.

Hubungan persaudaraan yang mulanya dekat dapat menjadi jauh jika terbentur masalah waktu. Kurangnya waktu dan komunikasi mengakibatkan mereka saling melupakan. Seakan status saudara hanya formalitas. Terlalu sibuk dengan aktivitas membuat mereka lupa bila mereka masih punya saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun