“Sungguh iman di hatimu itu bisa usang sebagaimana usangnya baju,maka mohonlah agar Allah memperbarui iman di dalam hatimu”(HR Tbabrani dalam Al-Kabir).
Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan diri kita besok. Iman bisa naik, bisa pula turun. Maka dari itu, mintalah pertolongan Allah agar selalu menjaga diri kita. Menjaga akidah dan keimanan kita. Menjaga diri kita tetap konsisten dan istiqamah di jalan yang benar. Nikmat dasar yang dirasakan seorang Muslim adalah nikmat iman dan Islam. Jangan sampai nikmat itu tercabut. Agar nikmat iman dan Islam tidak tercabut, berdoalah pada Allah. Sebaik-baik penjaga dan pelindung hanyalah Allah Ta’ala.
- Memperbanyak amal kebaikan
Siapa bilang beramal hanya di saat senang? Siapa bilang hanya orang kaya yang bisa beramal? Perbanyaklah amal kebaikan di saat senang maupun susah. Muslim yang banyak beramal shaleh akan dicintai Rasulullah. Seperti janjinya dalam salah satu sabdanya:
“Tak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah sehingga aku mencintainya (HR Bukhari Muslim).
Amalan yang kita lakukan mampu membawa diri kita lebih istiqamah. Makin banyak amal kebaikan yang kita lakukan, makin konsisten kita di jalan Allah.
- Berzikir dan membaca Al-qur’an
Al-qur’an adalah media yang tepat untuk menguatkan keimanan kita. Dalam Al-qur’an, terdapat firman Allah, perintah, dan larangan-Nya. Bacalah Al-qur’an dan pahamilah kandungannya.
Selain itu, ada satu cara lagi untuk mendekatkan diri kita pada Allah: berzikir. Tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, dan asmaul husna adalah bentuk ucapan yang sangat indah untuk menyebut Rabb kita. Teruslah berzikir menyebut nama-Nya. Dimana pun kita berada, kapan pun waktunya, dan dalam situasi apa pun, perbanyaklah berzikir. Tak perlu berzikir keras-keras, cukup di dalam hati saja. Bukankah Allah Maha Mendengar? Siapa yang sering berzikir, ia akan menyatu dengan Tuhannya.
- Selalu berpikir positif pada Allah
Beratnya cobaan hidup membuat orang sulit berpikiran positif. Ketetapan Allah sering tidak sesuai dengan harapan kita. Di balik itu semua, sesungguhnya Allah adalah perencana yang terbaik. Yakinlah bahwa setiap ketetapan Allah dan cobaan hidup yang ditimpakan pada kita adalah bagian dari rencana yang terindah. Sebelum mencapai puncak keindahan itu, terlebih dulu kita melewati rangkaian kesulitan. Logika praktisnya begini saja. Misalkan kita ingin melihat sunrise di puncak Bromo. Pemandangan matahari terbit di puncak Gunung Bromo sangat indah. Untuk mencapainya, kita harus mendaki dengan kesabaran dan tenaga ekstra. Kita tidak bisa melihat keindahan matahari terbit di puncak Bromo sebelum mendakinya. Selama pendakian, kita harus berjuang keras sampai tiba di puncak. Sama saja dengan ritme kehidupan. Sebelum kita meraih kebahagiaan, kita lewati dulu berbagai ujian. Setelah kita melewati semua ujian itu, barulah kebahagiaan bisa kita raih. Selama proses menempuh ujian demi ujian, usahakan kita tetap berpikiran positif pada Allah. Mensyukuri setiap nikmat dan ujian yang diberikan-Nya. Allah menyukai orang yang bersabar dan bersyukur.
Saya bersyukur selalu dipertemukan dengan orang-orang luar biasa dalam hidup saya. Bagaimana dengan para Kompasianer? Punya kisah yang sama seperti saya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H