“Apa arti nama kamu?” tanya seorang dosen pada saya.
Mendengar pertanyaan itu, saya tersenyum. Senang ditanyai begitu. Saya pun menjawab.
“Latifah itu artinya lemah lembut. Maurinta berasal dari Maureen, Bahasa Skotlandia yang artinya agung. Nama Eropa pemberian salah satu anggota keluarga, tapi bukan Mama atau Papa. Karena keluarga kami tinggal di Indonesia, penulisan dan penyebutan namanya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Jadinya Maurinta. Wigati artinya kabar baik.”
Dosen saya tersenyum juga. Begitu pula teman-teman saya.
Memang itulah arti nama saya. Waktu masih TK, saya tidak suka pada nama saya sendiri. Berulang kali saya minta ganti nama pada orang tua saya. Mereka membolehkan, namun saya terus mengurungkan niat untuk mengganti nama. Dalam hati, saya berpendapat kalau nama saya jelek. Bahkan setelah tahu artinya, saya masih yakin kalau nama saya jelek. Berbeda dengan nama teman-teman saya yang terdengar bagus.
Muncul pertanyaan di hati saya. Apa yang diharapkan keluarga saat memberikan nama itu untuk saya? Sudahkah saya memenuhi harapan mereka? Apakah nama itu terlalu berat untuk saya?
Banyak orang memuji nama saya bagus. Mereka bahkan memuji sikap, penampilan, dan kepribadian saya. Entah tulus atau sekedar ingin menyenangkan hati saja, saya tidak tahu.
Bicara soal nama memang tak ada habisnya. Sering kali orang tua kebingungan mencari nama untuk anaknya. Di masa serba digital seperti sekarang, mudah untuk mencari nama via internet. Cukup buka Google, ketik daftar nama anak, maka akan keluar puluhan ribu pilihan nama. Mulai dari nama Indonesia, nama modern, nama Islami, dll.
William Shakespeare berkata, apalah arti sebuah nama? Setujukah Kompasianer dengan pernyataan ini? Terlepas dari pro dan kontra pernyataan pencipta kisah Romeo dan Juliet itu, nama sangatlah penting. Nama merupakan sebentuk doa dan harapan yang dilekatkan keluarga pada anak.
Tiap orang tua pasti menginginkan anaknya sehat secara fisik, psikis, dan sosial. Pemberian nama mempengaruhi kesehatan anak secara psikis dan sosial. Salah sedikit saja, si anak akan menjadi korban bully teman-temannya. Mereka mengejek, menertawakan, dan memberi plesetan aneh-aneh pada nama anak itu. Berbahaya, kan?
Efeknya, anak akan membenci namanya sendiri. Menyesali nama pemberian orang tuanya. Bahkan cenderung menyalahkan keluarganya karena nama yang diberikan.