SQ (Spiritual Quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan nilai positif. Penderitaan, musibah, dan bentuk-bentuk cobaan yang menimpanya dimaknai secara positif. Bahkan semua penderitaan itu dapat membuatnya berpikir positif dan berjuang lebih baik lagi dalam meningkatkan kualitas hidup. SQ erat kaitannya dengan rohani.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa IQ hanya menyumbang beberapa persen dalam kesuksesan seseorang. Banyak faktor lain yang menjadi kunci kesuksesan. Di antaranya EQ dan SQ.
Mengapa EQ dan SQ sangat penting dalam kehidupan kita? Dua jenis kecerdasan ini membantu kita dalam sikap dan perilaku. Orang bisa mengerti mana yang baik dan buruk dengan EQ dan SQ.
IQ saja tak cukup. Diperlukan EQ dan SQ untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Seorang ilmuwan di bidang Biologi, misalnya. Ia memiliki IQ yang tinggi. Namun EQ dan SQ-nya rendah. Tak tertutup kemungkinan dia akan menggunakan kecerdasannya untuk membahayakan orang lain. Membuat senjata biologi dalam bentuk virus penyakit dan semacamnya yang dapat menghilangkan nyawa orang lain. Begitu pula seorang programmer. Ia mahir di bidang IT berkat kecerdasan intelektualnya. Kalau EQ dan SQ-nya rendah, dia akan menggunakan kemampuannya untuk menghancurkan server/sistem komputer milik orang lain. Misalnya dengan membuat virus seganas Trojan. Kasus yang sama bisa juga menimpa seorang koruptor. Boleh saja IQ dan EQ-nya tinggi. Otaknya brilian dan ia mempunyai semangat kerja yang bagus. Akan tetapi, SQ-nya di bawah rata-rata. Hal ini membuat imannya lemah, ia tidak takut merampas uang rakyat demi kepentingan pribadi. Masih banyak contoh lainnya bila terjadi ketidakseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ.
Apa jadinya jika EQ dan SQ tidak seimbang dengan IQ? Orang dengan IQ tinggi dan EQ-SQ rendah akan kesulitan bersosialisasi, berhubungan baik, berkomunikasi, dan berinteraksi. Ia cenderung individualis. Egonya tinggi. Jika merasakan emosi negatif, ia tak dapat mengelolanya. Ia sulit mengendalikan rasa marah, iri hati, benci, kecewa, dan kesal.
Apa yang harus dilakukan untuk menyeimbangkan IQ, EQ, dan SQ?
1. Menyadari pentingnya EQ dan SQ. Sebelum meningkatkan dua jenis kecerdasan itu, pahami dulu seberapa penting EQ dan SQ dalam kehidupan kita. Apa pengaruhnya dan manfaatnya. Sadarilah itu sebagai bagian dari kecerdasan kita.
2. Aktualisasi diri. Kenali kemampuan diri kita. Kenali pula kelebihan dan kekurangan kita. Setelah itu, gunakan kemampuan dan potensi yang kita miliki untuk mengaktualisasi diri. Jadikan aktualisasi diri sebagai ajang untuk mengenal siapa diri kita luar-dalam. Seberapa besar kemampuan kita, seberapa kuat dan lemah pertahanan diri kita.
3. Bersikap rendah hati. Ada kalanya orang dengan IQ tinggi berpotensi menyombongkan diri. Menyombongkan prestasinya, nilainya yang bagus, dll. Praktikkan prinsip ilmu padi: semakin berisi semakin merunduk. Jangan jadikan kepintaran sebagai alasan untuk menyombongkan diri.
4. Perbanyak bersyukur, melihat ke bawah dari pada melihat ke atas. Kecerdasan adalah anugerah Tuhan. Syukurilah kecerdasan yang kita miliki. Pakailah kecerdasan kita untuk berbuat kebaikan. Pastikan kecerdasan pemberian Tuhan tidak sia-sia. Itulah cara terbaik untuk mensyukurinya. Selalu melihat ke bawah, jangan terus melihat ke atas. Lihatlah orang-orang yang nasibnya kurang beruntung dibandingkan kita. Kalau bisa, bantulah mereka. Hal itu bisa membuat hidup kita lebih bermakna dan berguna.
Siap menyeimbangkan EQ dan SQ?Â