Afgan, Raisa, Tulus, Rizky Febian, Taylor Swift, Justin Timberlake, Bruno Mars, dan Shawn Mendes. Sejumlah nama itu pasti tak asing bagi kita. Mereka adalah penyanyi-penyanyi terkenal dengan suara bagus.
Namun tengoklah nama-nama ini. Najwa Shihab, Choki Sitohang, Mario Teguh, dan Andy F. Noya. Mereka terkenal dan memiliki suara bagus, meski bukan penyanyi.
Senangnya memiliki suara yang bagus dan merdu. Saat kita berbicara, akan enak didengar orang lain. Percaya atau tidak, banyak kelompok profesi yang membutuhkan suara bagus dan merdu untuk mendukung pekerjaannya. Suara merdu tak hanya boleh dimiliki penyanyi.
Kita ambil contoh kelompok profesi di bidang marketing dan manajemen perkantoran. Sekretaris, marketer, sales, public relation, dan HRD sering kali berkomunikasi dan berbicara dengan orang lain. Suara yang bagus dapat menjadi poin plus saat mereka berbicara dengan banyak orang. Dengan suara bagus dan merdu yang dimiliki, mereka bisa mempengaruhi klien secara positif.Â
Terlebih bila mereka menggunakan elevator peach, maka hati sang klien bisa direbut dengan mudah untuk bekerjasama dengan perusahaan mereka. Klien akan lebih tertarik berkomunikasi dengan sekretaris, sales, public relation, marketer, dan HRD yang mempunyai suara bagus, merdu, serta ekspresif.
Orang-orang yang bekerja di bidang broadcasting dan public speaking wajib memiliki suara yang bagus. Bahkan suara bagus dan merdu adalah modal utama. Penyiar radio menyentuh hati pendengar dengan suara empuknya. MC merebut atensi audience dengan memakai suara bagusnya. Motivator, presenter, dan news anchor menyampaikan konten yang mereka bawakan dan membuat audience tertarik melalui suara mereka yang merdu dan khas.
Siapa bilang praktisi pendidikan tak butuh suara bagus? Guru akan lebih menarik perhatian murid-muridnya kalau ia memiliki suara bagus dan bisa membawakan materi di kelas dengan ekspresif. Suara bagus, lembut tapi punya power, nada yang dinamis, ekspresif, dan pandai memainkan intonasi berpotensi membuat para murid antusias saat belajar di kelas.
Begitu pula dosen. Mahasiswa akan bangkit semangat mencari ilmunya di perkuliahan saat mendapat materi dari seorang dosen bersuara bagus. Kepala sekolah dan Rektor pun membutuhkan suara bagus dan kharismatik ketika memimpin rapat dengan orang tua murid, staf pengajar, atau para pimpinan universitas.
Suara bagus nan merdu layak pula dimiliki para praktisi kesehatan. Seorang dokter menjelaskan hasil pemeriksaannya pada pasien dan keluarga, ia harus menjelaskan dengan nada suara yang halus, lembut, dan sabar. Psikolog memberi sesi konseling dengan kliennya, kunci utamanya adalah berbicara. Alhasil mereka memerlukan suara bagus, lembut, dan simpatik untuk menyentuh hati klien-kliennya serta membuat mereka nyaman. Suara bagus juga diperlukan hypnotherapyst sewaktu memberi sugesti positif pada kliennya. Bagaimana mereka akan mempengaruhi pikiran klien di alam bawah sadarnya tanpa didukung suara yang bagus?
Jangan kira pemuka agama tak butuh suara merdu. Ustadz, ustadzah, dan kyai bersuara bagus akan lebih disukai umatnya. Terlebih saat mereka memberikan tausyiah dan mengaji Al-Qur’an. Pastor dapat menyentuh hati umatnya dalam homili yang mereka bawakan, didukung dengan suara yang empuk, merdu, dan hangat menenangkan. Pendeta yang mampu berkhotbah dengan nada suara kharismatik berhasil membangkitkan semangat umatnya untuk beribadah dan mengamalkan ajaran-ajaran agama.
Cukup banyak kelompok profesi yang memanfaatkan suara bagus dan merdu dalam pekerjaannya. Suara bagus dan merdu dapat dilatih. Sebelumnya, satu hal yang harus kita tahu. Ada beberapa jenis suara, dan pita suara tiap orang berbeda-beda.