Mendengar kata BK tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, apalagi bagi orang-orang yang pernah duduk dibangku sekolah. Dalam ranah pendidikan, rata-rata murid yang dipanggil keruang BK adalah murid yang membuat kesalahan atau membuat onar (keributan) di sekolah. kalau sudah mendengar nama kita dipanggil untuk ke ruang BK itu rasanya bikin deg-deg serrr, takut-takut gimana gituu, seketika itupun langsung mengingat atau mengoreksi kesalahan apa yang telah diperbuat. Sambil bertanya-tanya"waduuuhh kenapa yaa aku dipanggil ? bakal dapat hukuman apalagi ya ?" Bener gakk ? ayo ngaku aja, jangan senyum-senyum sendiri.. hihihi
Padahal nih yaa, hakikatnya ruang BK itu adalah tempat yang nyaman bagi para murid di sekolah. Kenapa ? karena ternyata ruang BK itu bukan hanya tempat untuk orang-orang yang membuat kesalahan atau membuat onar (keributan) saja, akan tetapi ruang BK juga merupakan wadah untuk mencurahkan isi hati para murid.
Dalam mencurahkan isi hati tentunya membutuhkan guru BK. Dengan adanya guru BK, kita bisa curhat apa saja yang telah membuat hati kita janggal. Kenapa harus dengan guru BK ? karena sudah menjadi tugas guru BK sebagai wadah bagi para murid untuk mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Nah disini kita perlu meluruskan pandangan kita terlebih dahulu mengenai BK yang selama ini menjadi hal yang menakutkan bagi para murid, sebenarnya BK itu apa sih ?
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Dan konseling menurut Jones (Insano, 2004 : 11) adalah suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Jadi dapat disimpulkan bahwa BK (Bimbingan Konseling) adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media internet atau telpon) dalam rangka membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Timbul pertanyaan, aman gak ya curhat dengan guru BK ? bakal tersebar gak ya ?
Tenang saja, dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, layanan yang diberikan oleh konselor terhadap konseli memiliki beberapa asas, diantaranya adalah asas kerahasiaan. Asas kerahasiaan yaitu asas yang menuntut konselor merahasiakan data atau informasi yang diberikan konseli agar tidak diketahui orang lain dan data atau informasi hanya boleh disebarluaskan berdasarkan persetujuan konseli yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi kita tak perlu khawatir.
Dari uraian diatas, masih takut untuk masuk ke ruang BK ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H