Berwisata ke luar negeri seolah solusi bagi orang-orang yang ingin mendapatkan pengalaman berharga sekaligus hiburan unik. Terkadang orang rela membayar mahal demi kepuasan itu. Bahkan ada yang menabung 20 hingga 40 persen dari gaji untuk ongkos travelling. Padahal liburan bisa jadi hanyalah kebutuhan tersier bagi kelas menengah ke bawah.
Namun tak bisa dipungkiri, wisata ke luar negeri juga memiliki banyak manfaat. Saat bepergian sendiri atau solo travelling, kita bisa melatih cara komunikasi, kemampuan memecahkan masalah, hingga menambah berbagai skill terkait ketahanan hidup. Pasalnya berkelana di negeri orang tak segampang apa yang kita bayangkan.
Sementara jika travelling ke luar negeri bersama keluarga, kita bisa menikmati quality time, menjalin keakraban, hingga lebih memahami satu sama lain. Tentunya kasih sayang dan hubungan kerja sama antar keluarga juga makin erat.
Travelling juga bisa merangsang munculnya ide kreatif. Tak heran jika para pengusaha, karyawan, atau pekerja seni selalu menyiapkan waktu khusus untuk liburan. Selain itu travelling juga bisa memperluas koneksi dan melatih manajemen keuangan.
Namun tak bisa dipungkiri, di balik nikmatnya liburan ke luar negeri pasti ada hal-hal yang harus diperhatikan. Baik soal biaya, estimasi waktu perjalanan, tujuan wisata dan hotel, cara komunikasi dengan warga lokal, hingga sistem pembayaran yang berbeda mata uang.
Kendala Sistem Pembayaran Saat Travelling
Banyak sekali WNI yang nekat travelling ke luar negeri padahal belum menguasai bahasa lokal negara tujuan. Alasannya "kan bisa pakai bahasa Inggris dasar". Senjata bahasa Inggris memang ampuh, tapi tak semua warga lokal juga menguasai bahasa Inggris.
Keadaan kian memburuk jika wisatawan pergi tanpa guide. Otomatis dia harus berkomunikasi secara langsung dengan warga lokal. Baik saat bertanya arah, mencari tahu lokasi money changer, hingga transaksi pembelian produk lokal.
Bayangkan jika lokasi wisata luar negeri yang dikunjungi jauh dari pusat kota dan warganya tidak pandai bahasa Inggris. Mau mencari money changer saja sulit, terlebih mau transaksi pembelian oleh-oleh. Bisa-bisa wisatawan akan ditipu atau dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
Oleh karena itu persiapkan urusan finansial secara matang jika ingin wisata ke luar negeri. Pastikan sudah menyiapkan cara pembayaran yang paling aman dan mudah. Selanjutnya, cek berkala titik-titik money changer di sekitar wilayah yang ingin dikunjungi. Jangan lupa untuk menghafal atau minimal mempelajari nominal mata uang negara tujuan.
Lalu Lintas Pembayaran Internasional
Indonesia sudah menjalin kerja sama bilateral dengan banyak negara, khususnya di kawasan ASEAN. Salah satu hubungan diplomasi yang langsung dinikmati oleh masyarakat yaitu kemudahan akses wisata ke luar negeri. Berbekal paspor dan visa saja masyarakat umum sudah bisa menikmati keindahan alam negeri tetangga dan mencari pengalaman serta koneksi baru.