Semilir angin mengantarkan langkah kakiku menapaki tiap tangga khusus menuju kawasan wisata air yang masih sepi pengunjung. Bahkan parking area hanya terisi oleh beberapa sepeda motor tanpa dijaga ketat oleh petugas. Sarana ticketing pun belum nampak oleh mataku. Yang terlihat hanyalah sebuah warung kecil di seberang pintu masuk waduk. Aku dan beberapa temanku membidikkan ponsel ke spot-spot alami di sini, mulai dari pemandangan perbukitan hingga burung-burung berkejaran di langit luas.
Waduk mini atau yang biasa disebut embung ini berada sekitar 30 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, tepatnya di Dusun Ngesong, Giripurwo, Girimulyo, Kulon Progo. Namun akses jalan menuju waduk ini terbilang sulit dijangkau oleh orang-orang yang belum terbiasa berkendara di wilayah perbukitan. Jalan dua arah dengan model setapak (jalan khas di pegunungan) dan berlubang akan menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung. Tentu akan lebih berbahaya jika memaksakan diri membawa kendaraan roda empat. Namun jangan khawatir, meskipun suasana kampung menuju waduk sangat sepi kita dimudahkan oleh  papan nama penunjuk jalan.
Local people pun dengan senang hati akan mengarahkan kita pada jalur yang mudah dilalui.
Setelah melewati papan kayu bertuliskan "Waduk Mini Kleco" di sisi kiri pintu masuk, rombongan kami melanjutkan perjalanan ke spot utama. Sebuah waduk berbentuk mirip simbol hati (
love) dikelilingi pagar berwarna silver memanjakan bola mata kami. Salah seorang temanku memperhatikan aliran air di tepi waduk, ikan-ikan kecil berenang dengan anggun. Di pinggir waduk terdapat kursi bambu yang menjadi
favorite place para penggemar selfie. Ketika kita mengambil foto di kursi tersebut, pemandangan alam perbukitan dan langit yang cerah menjadi
background menarik. Sayangnya kami datang di siang hari, eksotisme justru akan lebih indah di kala
sunrise atau
sunset.
Di sisi lain terdapat tiang listrik yang beralih fungsi menjadi spot foto wajib bagi visitor. Sebelum berfoto ria di atas tiang ini, kita harus mengusir rasa "takut ketinggian" karena dengan mengintip pemandangan di bawahnya maka rasa deg-degan pun tak terelakkan. Aku dan teman-temanku bergantian menikmati sensasi foto di ketinggian dengan kebahagiaan.
Selain unik, kawasan waduk ini menjadi pengusir stres andalan di tengah kesibukan. Seakan seluruh beban hilang dengan suasana damai di kawasan waduk ini. Rasa nyaman akan terus melekat kala kita duduk sembari menikmati udara segar pegunungan Kulon Progo. Pikiran semakin jernih bersamaan dengan ketenangan yang tercipta di alam bebas seperti ini.
Meski unik, objek wisata yang dibangun oleh pemerintah daerah ini masih membutuhkan beberapa sarana dan prasarana guna meledakkan jumlah pengunjung. Setelah diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X tahun 2014 lalu, belum terlihat inovasi untuk mempercantik objek wisata. Hingga saat ini belum tersedia layanan toilet dan kantin yang menunjang kebutuhan
visitor. Spot foto dan kursi
outdoor juga perlu ditambah agar pengunjung lebih nyaman "berlama-lama" menikmati udara sekitar waduk.
"Kami warga dusun belum berani merenovasi wilayah waduk karena dahulu pembangunan dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah. Sementara itu, lokasi embung yang berada di perbatasan tiga dusun menimbulkan pertikaian mengenai -warga dusun mana yang berhak mengelola- objek wisata tersebut," terang Pak Sugiran selaku kepala dukuh Ngesong.
Hal utama yang bisa dilakukan saat ini adalah publikasi kawasan wisata waduk mini Kleco. Warga setempat mulai memposting foto dan video di media sosial untuk menarik pengunjung. Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah akan memberikan perhatian lebih bagi kemajuan pariwisata waduk mini Kleco.
Nama objek : Waduk Mini Kleco / Embung Kleco
Lokasi : Ngesong, Giripurwo, Girimulyo, Kulon Progo
HTM : (untuk saat ini) FREE, hanya biaya parkir
Lihat Trip Selengkapnya