Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjadi Citizen Journalism, Why Not?

30 April 2018   23:58 Diperbarui: 1 Mei 2018   19:03 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Netizen adalah makhluk maha benar, maha tahu, dan maha mengetahui. (Fajar Junaedi, dosen UMY)

Arus modernisasi membawa perubahan pada kebutuhan pokok manusia. Yang dulu hanyalah primer, sekunder, dan tersier, kini ditambah konsumsi media online. Pergerakan informasi yang lebih cepat dan transparan lewat sosial media menjadikannya lebih unggul dibandingkan media cetak. Kita bisa melihat dunia luar dengan berbekal smartphone saja, tak perlu lagi duduk berlama-lama di ruang perpustakaan atau menyapa toko buku. Namun di balik sisi positifnya, sosial media menyimpan berbagai potensi negatif. Misalnya saja beredarnya kabar hoax, permainan politik, biang gosip, atau pencemaran nama baik.

Tetapi kita tidak perlu khawatir, kini masyarakat umum dapat lebih bijak menggunakan sosial media dengan menjadi citizen journalism (CJ). Sebagai CJ, warga dapat bebas menyebarluaskan konten positif dengan kreativitasnya masing-masing. CJ dapat mengangkat tema reportase, kuliner, politik, dan lain sebagainya tanpa terikat aturan perusahaan berbasis media.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si., dalam "Workshop Citizen Journalism" yang diselenggarakan oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Generasi Indonesia Mengabdi (30/04) memaparkan bahwa seorang CJ harus menciptakan keunikan dalam konten yang ia viralkan. Tentu keunikan yang dimaksud adalah karya-karya out of the box yang tidak melanggar norma dan budaya.

Seorang CJ juga harus mengedepankan impact yang baik bagi lingkungan online maupun offline di sekitarnya. Salah satu tolok ukur kesuksesan seorang CJ adalah saat ia mampu menginspirasi seseorang untuk berani melakukan perubahan positif dalam hidupnya. Misalnya saja liputan wisata yang menyajikan eksotisme puncak gunung Rinjani. Ketika seorang audience dengan phobia ketinggian mulai berani mencoba melangkahkan kaki ke pegunungan demi menikmati bentang alam yang indah layaknya CJ dalam video yang disaksikannya, audience tersebut secara tidak langsung sudah tersugesti oleh liputan yang ditontonnya.

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com
Dalam workshop yang digelar di Amphitheatre pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu juga menampilkan Eki Arum Khasanah, S.Sos sebagai pembicara yang terjun langsung di dunia citizen journalism. Selain menceritakan sejarah ketertarikan dirinya akan jurnalistik, Eki juga berbagi ilmu mengenai job desk CJ, suka duka, kode etik yang harus dianut oleh CJ, hingga  beberapa tips membidik kamera agar terlihat menarik untuk para CJ pemula yang tidak berasal dari basis ilmu komunikasi.

Tanpa perlu menunggu waktu lagi, workshop kali ini diakhiri dengan praktek langsung menjadi citizen journalism. Menarik bukan?

Let's create something different!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun