Mohon tunggu...
Money

Berbahan Dasar Singkong, Aci Menjadi Ikon Desa Cijujung

4 Maret 2019   18:39 Diperbarui: 4 Maret 2019   19:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pekerja sedang menjemur aci basah - dokpri

CIJUJUNG, SUKARAJA (04/03/2019) - Tak sulit untuk menuju Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Walaupun desa ini merupakan Kabupaten Bogor, letaknya cukup strategis jika dijangkau dari perkotaan. Tidak disangka bahwa potensi bisnis di kecamatan Sukaraja ini cukup berkembang. Pasalnya, masyarakat di desa Cijujung ini berusaha menghidupi keluarga mereka salah satunya dengan menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan menggunakan bahan dasar sagu yang diolah dari singkong. Hasil dari olahan tersebut yang paling spesifik adalah aci. Aci sendiri menjadi ciri khas desa Cijujung dikarenakan aci di desa ini kualitasnya sudah diakui kualitas internasional.

Produksi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)  di desa  ini sudah menembus pasar hingga kancah nasional. Seperti yang dikatakan Sukardi Aziz selaku Kepala Desa Cijujung, bisnis ini merupakan bisnis turun temurun yang sudah dijalankan dari lama dan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Bisnis Home industry aci ini menjadi sektor perekonomian yang paling dominan di desa Cijujung.

"Bisnis Home Industri Aci sudah dimulai sekitar tahun 80-an dan menjadi bisnis turun temurun di Desa Cijujung ini. Dengan adanya bisnis ini masyarakat dapat menghidupi keluarganya mulai dari biaya sehari-hari hingga biaya sekolah anak-anaknya.", ujar Sukardi. (22/02/2019)

Produk aci ini pertama kali dimulai oleh ide dari seorang warga yang berusaha menghidupi dirinya yaitu Bapak H. Ulung. Bisnis ini membuat warga lain tergerak untuk mengikuti jejak Bapak H. Ulung. Aci yang diproduksi di desa ini menghasilkan kualitas yang bagus karena cuaca dan juga kadar airnya.

"Dulu saat saya masih bujangan, saya berusaha mencari cara untuk dapat menghidupi diri dengan memanfaatkan singkong, sampai akhirnya terbesitlah dipikiran saya untuk membuat aci. Awal mendirikan bisnis ini cukup prihatin, karena saya mencuci dan membuat ini sendirian menggunakan kaki. Dulu saya membuat 1,5 kwintal saja 2 hari tidak kelar, seiring berkembangnya bisnis ini saya mencoba menggunakan alat penggiling. Jadi dalam pembuatannya lebih cepat. Alhamdulillah, saat ini sudah ada 40 UMKM yang menjalankan bisnis Home Industri Aci", ujar Bapak H. Ulung. (22/02/2019)

Warga yang menjalankan bisnis ini cukup sedih dikarenakan bisnis Home Industri Aci ini sedang mengalami penurunan. Wilayah desa Cijujung yang semakin padat dengan pemukiman penduduk membuat lahan pertanian yang digunakan untuk menanam singkong semakin berkurang. Hal tersebut menjadi alasan para warga yang menjalankan bisnis ini belum bisa memenuhi kebutuhan pabrik. Kekurangan dana juga membuat warga berharap adanya investor yang mau menanam modal untuk bisnis ini agar bisnis ini terus berkembang.

"Sekarang ini, kami sedang mengalami penurunan produksi. Hal tersebut dikarenakan kekurangan bahan baku. Jadi ketika ada pabrik yang ini mengambil aci dari kami dalam jumlah banyak, kami tidak dapat menerima pesanan tersebut. Kendala ini membuat kami resah dan menurunnya kondisi ekonomi disini.", ujar Bapak H. Ulung. (22/02/2019)

Umumnya terdapat puluhan penggilingan dan belasan penampungan aci di desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja. Seperti yang dikatakan Aldi salah satu pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) aci, proses pembuatan aci ini dimulai dengan menggiling singkong lalu dijemur dan menjadi sagu. Ternyata cuaca juga menjadi pengaruh dalam kelangsungan bisnis ini.

Para warga desa Cijujung berharap semoga bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sedang dijalankannya dapat terus berkembang dan menjadi bisnis turun temurun. Selain itu, mereka berharap semoga segera mendapatkan investor guna kelangsungan bisnis ini agar tidak punah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun