Mohon tunggu...
Latifa Tulnovidasari
Latifa Tulnovidasari Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Depok

Hobi Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hitungan Unik Tradisi Menentukan Awal Tanam di Kelurahan Mojosari

3 Juli 2022   10:15 Diperbarui: 20 Oktober 2022   11:29 3354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai Kompasioner!  jumpa lagi dengan aku, seorang guru yang rindu suasana kampung halaman. Rindu ini kuobati dengan cara mengungkapkan sesuatu yang unik dari kampungku. Di antaranya adalah cara masyarakat Dusun Krajan, Kelurahan Mojosari dalam menghitung dan menentukan waktu menanam tanaman. Hitungan waktu ini sangat penting, terutama bagi para petani.  Karena petani sangat erat hubungannya dengan urusan tanam  menanam.

Kompasioner, petani di kampungku tidak sembarangan lho dalam menentukan waktu tanam. Semua ada hitungannya. Menurut masyarakat di sana semua hari memang baik. Namun ada hari/ waktu-waktu khusus yang baik untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Termasuk kegiatan menanam, memiliki waktu tersendiri.

Hitungan dan rumus ini diturunkan secara turun temurun, sejak dahulu. Patokannya cukup sederhana. Semua orang dapat meghitungnya dengan mudah. Patokan yang dipakai adalah hari dan pasaran. Sebagaimana yang sudah diketahui hari adalah senin, selasa sampai minggu. Sedangkan pasaran yaitu pon, wage dan seterusnya.

 

Hitungannya begini:

Misalnya saya akan menanam tembakau. Kompasioner pasti tau dong kalau tembakau itu yang diolah adalah daunnya. Maka petani perlu hitungan yang berhenti pada daun. Caranya adalah: tentukah hari dan pasaran yang jika dijumlahkan hitungannya akan berhenti pada godong ( daun)

Hari selasa memiliki neptu tiga, tambahkan pasaran wage memiliki neptu empat lalu jumlahkan neptunya. Rinciannya  adalah 3+4 hasilnya 7. Angka 7 jika dihitung akan berhenti pada godong ( daun). Begini cara menghitungnya, oyot, wit, godong, woh, oyot, wit, godong.

Nah, hitungang ke 7 berhenti ke godong kan? Berarti waktu menanam tumbuh-tumbuhan yang dipanen godongnya ( daunnya) cocok ditanam pada hari selasa wage.  Atau Kompasianer dapat menghitung dengan jumlah berapa saja yang nantinya berhenti pada godong. Syaratnya harus sesuai dengan rumus neptu hari dan neptu pasaran, ya.

Bagaimana? Sudah jelas belum?

Kompasianer, ini bukan ilmu cocoklogi ya ( mencocok-cocokkan/ kebetulan semata) ini hasil renungan yang terjadi jauh sebelum adanya kata canggih, dan modern. Menurut hasil wawancara dengan salah satu  warga, jika kita bercocok tanam sesuai dengan hitungan masa tanam seperti rumus di atas, tanamannya tumbuh subur dan berkembang biak dengan baik. Tentunya dengan perawatan yang intensif. Hal ini meminimalisir gagal panen yang diakibatkan oleh penyakit-penyakit tanaman. Seperti bulai jagung, ulat daun, ulat grayak, penggerek daun dll.

Lebih lanjut, narasumber yang saya wawancari mengajakan bahwa ketika kita menanam tanpa hitungan dengan menanam berdasarkan hitungan itu beda hasil panennya meskipun sama sama diberi perawatan yang insentif.

Menjadi petani itu berat, Kompasianer. Gagal panen adalah momok terbesarnya. Meski sudah melakukan perawatan tanaman dengan insentif, tak jarang mereka terancam gagal panen. Entah itu akibat hama yang membandel atau bencana alam seperti banjir atau serangan tikus. Jadi harus hati-hati dalam melangkah, termasuk menentukan masa tanam.

Mari maksimalkan usaha, untuk meminimalisr gagal panen dengan tiga cara. Pertama berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua memilih masa tanam sesuai dengan hitungan dan yang ketiga memberi perawatan tanaman secara intensif dan maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun