Mohon tunggu...
Muhammad Lathif Pramana
Muhammad Lathif Pramana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa s1 ilmu komunikasi upnvj

sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pro dan Kontra Penggunaan Chat GPT dalam Interaksi Manusia dan Mesin

8 Juni 2023   00:22 Diperbarui: 8 Juni 2023   00:29 1821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Chat GPT, sebuah teknologi chatbot berbasis kecerdasan buatan, telah menjadi perbincangan dalam beberapa tahun terakhir. Sistem ini menggunakan model bahasa berbasis transformer untuk menghasilkan respon yang menyerupai manusia dalam percakapan. Meskipun menawarkan manfaat yang menarik, ada juga beberapa pro dan kontra terkait penggunaan Chat GPT.

Salah satu keunggulan utama Chat GPT adalah kemampuannya untuk menghasilkan respon yang mirip dengan manusia. Ini membantu menciptakan pengalaman komunikasi yang lebih alami dan membuat pengguna merasa lebih nyaman dalam percakapan dengan chatbot. Dalam konteks pelayanan pelanggan, Chat GPT dapat mempercepat respon terhadap pertanyaan umum dan meningkatkan efisiensi.

Keunggulan lainnya adalah skalabilitas dan ketersediaan 24/7. Chat GPT memungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan pelanggan yang tersedia setiap saat tanpa memerlukan kehadiran manusia. Hal ini memungkinkan skala pelayanan yang lebih besar dan memperbaiki pengalaman pengguna dengan mengurangi waktu tunggu.

Namun, Chat GPT juga memiliki keterbatasan. Meskipun mampu menghasilkan respon yang menyerupai manusia, ia terkadang kesulitan memahami konteks secara mendalam. Pertanyaan yang kompleks atau ambigu dapat menyebabkan jawaban yang tidak akurat atau tidak relevan. Ini dapat menimbulkan frustrasi pada pengguna yang mengharapkan jawaban yang tepat.

Selain itu, Chat GPT juga memiliki potensi kesalahan dan bias. Karena beroperasi berdasarkan data yang telah dipelajari sebelumnya, chatbot dapat menghasilkan respon yang tidak akurat atau tidak layak jika data pelatihan mengandung bias atau kesalahan. Dalam hal ini, diperlukan pengawasan dan perhatian yang lebih dalam mengelola dan memperbaiki dataset pelatihan.

Terakhir, penggunaan Chat GPT juga memunculkan kekhawatiran tentang kehilangan interaksi manusia yang personal. Meskipun mampu meniru komunikasi manusia, chatbot tidak dapat memberikan interaksi emosional dan personal yang sama seperti antara manusia yang sebenarnya. Bagi beberapa orang, penting untuk memiliki interaksi yang lebih personal dan empati.

Secara keseluruhan, Chat GPT menawarkan manfaat dalam efisiensi, skalabilitas, dan respon yang menyerupai manusia. Namun, ada juga keterbatasan dan kontra yang perlu diperhatikan terkait dengan pemahaman konteks, potensi kesalahan dan bias, serta kehilangan interaksi personal manusia. Oleh karena itu, penggunaan Chat GPT perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang spesifik, dengan pengawasan dan pemantauan yang tepat untuk memastikan kualitas dan pengalaman pengguna yang optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun