Di sela pembelajaran di kelas, peserta didik diajak melakukan literasi dan berkreasi yang masih terkait dengan tema hari itu. Peserta didik berkreasi menggunakan kertas origami dan pensil warna. Peserta didik juga melakukan literasi. Hal ini mengacu pada minimnya kemampuan literasi dan numerasi di Indonesia diketahui berdasarkan hasil uji PISA (2015) dan TIMSS (2016). Sehingga sebagai duta mahasiswa Kampus Mengajar harus mengubah cara berpikir peserta didik sejak dini agar dapat suka membaca. Yangmana tentu sangat penting untuk keberlanjutan bangsa di masa mendatang.
 Membantu Adaptasi Teknologi Pembelajaran Daring
   Pada saat pandemi COVID19 atau sars-cov-2 yang terjadi kurang lebih 2 tahun kebelakang menyebabkan pembelajaran di rolling menjadi daring atau online. Hal ini membuat guru dan tenaga kependidikan mengubah seluruh bahan ajar, metode, strategi pembelajaran, hingga assessment atau penilaian. Kedatangan mahasiswa sebagai duta Kampus Mengajar sangatlah membantu.Â
   Bukan hanya pengalaman yang dapat diambil mahasiswa pada program Kampus Mengajar ini, namun juga keterampilan selama mengabdi di sekolah penugasan (SD IT Al-Ihsan Muntok). Keterampilan yang dicapai antara lain: komunikasi, kerjasama antar tim, dan sebagainya. Tentu hal ini sangat baik jika program Kampus Mengajar terus dilakukan agar guru, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dapat bertukar pikiran terkait pelaksanaan pembelajaran yang baik, terlebih di masa pandemi COVID19 atau sars-cov-2 ini.
Â
   *) Lathifah Ummul Fauzieyah, Mahasiswi Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI