Mohon tunggu...
Nur Lathifa Kurnianing Tyas
Nur Lathifa Kurnianing Tyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ilmu keluarga

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Apa Sih Keluarga Double Income Itu?

18 Mei 2023   15:50 Diperbarui: 18 Mei 2023   15:51 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam masyarakat yang beranggotakan ayah, ibu, dan anak. Umumnya pekerjaan mencari nafkah hanya dilakukan oleh ayah sebagai kepala keluarga. Namun, saat ini banyak sosok ibu yang melakukan peran ganda untuk membantu peran ayah dalam usaha mendapatkan penghasilan lebih. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi tuntutan ekonomi yang ada. Fenomena tersebut biasa juga dikenal sebagai keluarga double income. Akan tetapi, keluarga double income juga dapat ditemukan karena antara suami dan istri saat sebelum menikah sudah memiliki pekerjaan yang baik dan tidak dapat ditinggalkan, sehingga di antara keduanya sama-sama berperan dalam mencari nafkah. Dalam keluarga double income, kerjasama dan pembagian peran dalam mengurus rumah tangga dan anak menjadi suatu hal yang utama untuk menghindari hadirnya konflik dalam rumah tangga. Selain itu, dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga ini dilakukan berdasarkan keputusan bersama karena tidak adanya peran yang dominan pada salah satu diantaranya.

Permasalahan kasus keluarga double income biasanya ditemukan di perkotaan. Hal ini disebabkan orang tua bekerja di kantoran sehingga sibuk dengan pekerjaan dan memiliki sedikit waktu untuk mengurus rumah.

Permasalahan yang sering terjadi adalah mengurus anak. Ketika kedua orang tua bekerja, maka anak harus diurus oleh orang lain, seperti nenek,  babysitter, atau dititipkan di penitipan anak. Jika memilih diasuh oleh baby sitter atau dititipkan di penitipan anak, maka pertimbangannya orang tua harus mengeluarkan biaya kembali. Permasalahan yang kedua adalah pembagian pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci harus terbagi dengan baik antara suami dan istri. Permasalahan yang terakhir yaitu komunikasi. Dengan sibuknya pekerjaan orang tua, membuat mereka memiliki sedikit waktu untuk menghabiskan kegiatan dengan anak, sehingga anak merasa kesepian dan tidak mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya.

Keluarga double income memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari keluarga double income tentunya keluarga double income cenderung memiliki pendapatan yang lebih, sehingga kebutuhan keluarga dapat terpenuhi, menaikkan kualitas sumber daya keluarga, serta memiliki kemampuan menabung untuk kebutuhan keluarga di masa yang akan datang. 

Selain dampak positif, keluarga double income juga memiliki beberapa dampak negatif. Keluarga double income memiliki tingkat stress yang lebih tinggi, karena keluarga double income cenderung memiliki sedikit waktu untuk quality time. Selain itu, pembagian tugas dalam keluarga double income juga dapat menjadikan konflik dalam keluarga. Terlebih ketika keluarga double income sudah memiliki anak. Keluarga akan mendapat tantangan baru, yaitu pembagian tugas dalam pengasuhan anak. 

Berdasarkan hasil wawancara dengan lima keluarga dari tahapan perkembangan yang berbeda, ternyata ada berbagai cara yang dapat dilakukan keluarga double income dalam mengatasi permasalahan dalam keluarga. Contohnya dalam masalah miskomunikasi serta masalah yang timbul akibat kelelahan bekerja. Untuk mengatasinya, keluarga double income mencoba untuk saling memahami satu sama lain dalam mengatasi permasalahan yang dialami. Keluarga double income juga mencoba untuk selalu menjaga komunikasi agar mereka saling mengetahui kondisi masing-masing anggota keluarga. 

Dalam hal berkomunikasi, keluarga double income cenderung memiliki komunikasi yang cukup baik, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya miskomunikasi dalam situasi tertentu. Sedangkan dalam hal pembagian peran dalam keluarga, keluarga double income biasa melakukan tugas bersama-sama atau membagi pekerjaan sesuai dengan waktu luang yang mereka miliki.

Tuntutan ekonomi yang kian membesar dari waktu ke waktu mendorong seluruh anggota keluarga untuk bekerja dan berusaha lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menariknya, fenomena keluarga double income biasa ditemui di daerah perkotaan dan pada keluarga dengan taraf ekonomi menengah ke atas maupun ekonomi kelas menengah ke bawah. Pada keluarga double income, pembagian peran dalam mengurus rumah tangga maupun mengasuh anak membutuhkan perhatian yang lebih. Hal tersebut dilakukan agar tercipta kerjasama yang baik untuk menghindari adanya work family conflict. Pada keluarga double income, konflik dalam rumah tangga seperti kurangnya waktu bersama dan muncul kesalahpahaman menjadi sangat rawan terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen konflik yang baik agar masalah dapat terselesaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun