Siapa sih yang tidak mengenal dengan negeri Sakura. Negeri ujung timur yang yang elok nan rupa. Masyhur dengan budaya dan etos kerjanya yang membahana. Surganya para pecinta Anime dan Raja pasar otomotif di dunia.Â
Bahkan saat dunia sedang berbenah ditengah gemparnya isu era Industry 4.0, negeri ini sudah sedari awal melampauinya dan melakukan "Pemanasan" jelang era Society 5.0. Dengan segala pencapaian dan targetnya yang ambisius, Jepang selalu terdepan memimpin peradaban bangsa lainnya. Maka tidak heran kalau Jepang terkenal dengan segudang teknologi dan kecanggihannya.
Melalui pengalaman saya tinggal di Jepang dalam rangka mengikuti program beasiswa pertukaran pelajar antar SMA, pada penulisan kali ini saya ingin membagikan informasi dan pengalaman tentang bagaimana saya bisa ke Jepang untuk menempuh pendidikan dengan GRATIS Â melalui beasiswa dari program AFS Asia Kakehashi Project.
Perkenalkan, saya Muhammad Lathief Fauzi atau biasa dipanggil Lathief dari SMA Negeri Modal Bangsa Aceh. Sudah 3 bulan terlewati dari 8 bulan yang harus ditempuh selama menjalani program.Â
Selama di sini saya mendapat kesempatan berinteraksi dan mengikuti kegiatan sekolah langsung dengan siswa Jepang, yaitu di Sapporo Shinyo High School, salah satu sekolah di selatan kota Sapporo, prefektur/ provinsi Hokkaido, Jepang.Â
Sementara untuk tempat tinggal, saya diberikan apato (Apartemen) sebagai dormitory (Asrama) bersama dengan 7 siswa program ini dari negara lain. Untuk biaya hidup dan kebutuhan jajan selama disini, saya ditanggung oleh program beasiswa Asia Kakehashi Project. Dijadwalkan saya akan kembali ke tanah air pada bulan Maret 2020.
Semasa kecil saya begitu gemar dengan film Doraemon yang rutin ditayangkan setiap minggu di salah satu acara televisi Indonesia, Doraemon "Stand By Me" contohnya. Saat perjalanan Nobita bersama Doraemon ke masa depan, visual teknologi masa depan Jepang yang membuat saya kagum dan terinspirasi suatu saat ingin melihat Jepang yang sebenarnya.
Ditambah saat masih SMP saya juga senang menonton film Rudy Habibi dan membaca artikel tentangnya, karena sang Inspirator ini juga ikut menjadi idola saya. Saat-saat perjalanan hidup dan perjuangannya belajar di Jerman hingga mampu berdiri menjadi orang "Nomor 1 di Indonesia yang ketiga" dengan julukan "Bapak Teknologi Indonesia" memantapkan keyakinan  saya suatu saat untuk belajar ke luar negeri. Awalnya sempat berpikir ingin belajar pula ke Jerman mengikuti langkahnya pak Habibi, namun setelah melihat-lihat arus perkembangan teknologi saat ini sudah dimenangkan oleh Jepang, membuat saya berpikir untuk memantapkan mimpi belajar ke Jepang.
Kehidupan dan budaya yang begitu ramah, bagus, dan tentram. Hal ini pula yang menjadikan negara ini menjadi salah satu negara teraman di dunia. Apalagi kehidupannya yang serba tersentuh dengan teknologi membuat siapapun terpikat untuk merasakan langsung kehidupan di Jepang.
Sebagaimana yang telah kita ketahui pula, Jepang tengah dilanda krisis generasi muda. Bahkan akhir-akhir ini, Pemerintah Jepang juga menawarkan sekitar 200.000 lowongan pekerjaan baru kepada Indonesia dengan tawaran gaji yang menggiurkan untuk mengisi kekosongan tenaga kerja. Setidaknya, dewasa ini robot-robot mulai digalakkan dalam segala kegiatan industri untuk menggantikan tenaga manusia yang sudah mulai berkurang. Saya melihat peluang seperti ini adalah suatu hal yang menjanjikan dikemudian hari.