Ku dengarkan sebuah debat kusir untuk merebut sebuah kursi
Debatdi sebuah Negeri antah berantah
Antara Si Hitam, Si Cokelat dan Si Merah Muda
Debat sengit tentang siapa yang terbaik..
Siapa yang akan berkuasa….
Dan, siapa pula yang akan memimpin…
Ah… Debat itu.
Mengingatkanku pada Negeriku tercinta…
Si Hitam selalau berkata “Kamilah yang terbaik. Negara kita akan sejahtera saudara-saudara sekalian. Kalian tak akan rugi memilih kami”
Si Hitam denganbangga berkoar-koar kesana kemari, tanpa pernah malu dengan apa yang dilakukan punggawa-punggawanya..
Tak malukah dia, mengemis suara kepada rakyat yang telah mereka sakiti..
Tersakiti dengan tingkah laku mereka..
Korupsi….
Ah… benar-benar tidak tahu malu….
Si Cokelat tak mau kalah…
Dengan bangganya Si Cokelat muncul dengan orasi-orasi super hebatnya, yang entah dia tahu, apa rakyat mengerti dengan segala kata-katanya atau mereka hanya sekedar mengangguk tanpa paham maksud kata demi kata itu..
Orasi hebat mereka terkadang membuat semuanya terpana..
Tersulap dan terhipnotis..
Luar biasa….
Si Merah Muda tidak kalah hebatnya. Sang orator ulung kini menggeliat panas. Seakan tak mau kalah dengan dua rivalnya itu.
Ya…. Memang dia tak mau kalah.
Siapa yang akan mengalah dalam hal ini.
Lakon kursi itu semakin menjadi-jadi.
Seruan demi seruan yang ditujukan kepada rakyat makin memanas
Singgung menyinggung menjadi senjata masing-masing
Hanya demi sebuah kursi.
Satu kursi??????
Ya… Hanya untuk satu kursi.
Tapi, tidakkah rakyat tahu, bahwa satu kursi bernilai sangat mahal
Satu kursi dapat membeli apa saja yang mereka inginkan
Kursi itu memberikan kekuatan besar kepada orang yang mendudukinya
Lakon kursi terus bergulir
Janji demi janji terus terukir
Si Hitam berjanji ini…
Si Cokelat berjanji itu…
Dan, si Merah Muda tidak kalah hebat….
Lakon kursi di negeri itu sama persis dengan Negeriku
Tapi bedanya, di Negeriku punya kekuatan besar
Kekuatan pamungkas yang mereka andalkan
Hm… di Negeriku, wajah-wajah hebat mereka terpampang nyata di dalam kaca segiempat itu.
Dengan banyak sandiwara-sandiwara yang mereka mainkan
Membuat citra mereka makin bersinar…
Layar persegi itu ternyata punya kekuatan besar
Ah…. Lakon kursi itu..
Kembali membuat kepalaku pusing…
Sepertinya mereka tidak tahu
Bahwa ada yang mengintai mereka
Sebuah warna yang tak pernah muncul
Sebuah warna yang tak pernah memberikan janji-janjinya
Warna itu tidak pernah menampakkan dirinya di layar persegi atau memaku diri di pohon-pohon besar
Wahai calon-calon pemegang kursi
Buat apa banyak berdebat jika engkau tak pernah mengerti perasaan kami
Tahukah kalian???
Apapun warna kalian, namun yang harus kalian tahu
Di Negeriku, Si Putih yang akan berkuasa…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H