Allah Swt mengutus Nabi Muhammad Saw beserta Agama yang terakhir yaitu Islam yang akan menjadi pedoman bagi seluruh manusia hingga hari kiamat. Allah berfirman: tadaklah kami utus engkau wahai Muhammad melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.(Alanbiya:107) Jelaslah dari ayat di atas bahwa di utusnya Nabi untuk seluruh alam, maka ajaran yang beliau bawa pula adalah bagi seluruh alam. Hal ini juga Allah Swt telah menegaskan di dalam Alquran: katakanlah wahai manusia bahwa aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia.(Al’araf:158) Masih banyak lagi firman-firman Allah yang menerangkan tentang universalnya islam beserta ajarannya. Begitu juga hadis-hadis dari Rasulullah Saw, salah satunnya adalah di dalam riwayat Imam Muslim R.A bahwa Nabi bersabda: “Adapun para nabi sebelum aku mereka di utus khusus untuk kaumnya,dan aku di utus untuk semua kalangan dari yang merah hingga yang hitam.” Penutup Para Nabi Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Nabi Muhammad adalah khatamun nabiyin (penutup para nabi) yang memberikan pancaran hidayah kepada seluruh umat manusia yang berada di dalam sarang kegelapan. Beliau adalah penyempurna syariat Allah Swt , di mana ajaran Nabi-Nabi sebelum beliau di utus telah banyak perubahan yang di lakukan oleh tangan-tangan kaumnya sendiri. Kisah ini banyak sekali di ceritakan di dalam Alquran yang menjadi pedoman kita sebagi umat islam. Berbeda dengan ajaran yang di bawa oleh Nabi-Nabi sebelumnya, ajaran sang penutup para nabi ini tidak akan terjadi perubahan hingga hari kiamat. Sebab hal itu telah di jamin oleh Allah Swt di dalam alquran: sesungguhnya kami yang telah menurunkan Azzikra (Alquran) dan kami juga yang akan menjaganya (Alhijr : 9). Jadi, jelaslah bahwa Alquran tidak akan terjadi perubahan hingga hari kiamat begitu juga halnya dengan agama yang terakhir yaitu islam tidak akan runtuh, tetap jaya sesuai dengan janji Allah. Berapa banyak orang yang berusaha untuk melakukan perubahan di dalam Alquran akan tetapi usaha mereka sia-sia dan tidak membuahkan hasil sama sekali. Ini adalah mukjizat yang Allah Swt berikan kepada utusannya Muhammad Saw sebagai penutup para nabi. Bersifat Universal Sebagaimana yang saya telah kemukakan di atas bahwa agama islam adalah agama yang bersifat universal (menyeluruh). Ajaran-ajarannya Tidak di peruntukkan kepada satu masyarakat saja atau khusus yang memiliki pemikiran yang sama maupun kepada satu golongan saja, akan tetapi agama islam di peruntukkan kepada setiap starata sosial dari yang miskin hingga yang kaya dari yang berkulit merah hingga yang hitam dan begitu seterusnya. Nabi Saw bersabda: Adapun para nabi sebelum aku di utus khusus untuk kaumnya saja,dan aku di utus untuk semua kalangan dari yang merah hingga yang hitam. Kesuksesan Peradaban Dan Kebudayaan Islam Catatan sejarah juga telah memberi saksi bahwa perundang-undangan atau peraturan yang ada di dalam islam yang di bangun atas dasar syariat, yang berasaskan toleransi di antara umat beragama telah membangun suatu peradaban yang besar dan luar biasa. Di mana peradaban islam tidak asing lagi di mata dan telinga para sejarawan di setiap zaman. Peradaban islam terus berkibar dalam kurun waktu yang begitu lama, menghamparkan sayap peradaban ke seluruh komponen masyarakat di dunia. Dan atas dasar Syariat Islam dan toleransi di dalamnya, menjadikannya sebagai pemberi keamanan dikala takut, obat di kala sakit, penyembuh dikala menderita serta masyarakatnnya yang berada di bawah naungan syariat islam ini hidup bergandengan, berdampingan satu sama lain, dari yang muslim hingga yang non muslim merasakan keamanan serta keadilan di dalam kehidupannya. Dunia yang terus berputar hingga hari ini terus kehausan dengan peradaban islam yang telah hilang. Maka bumi merasakan kesengsaraan dan penduduknya hidup dalam penderitaan setelah beralihnya kepemimpinan suatu peradaban ke tangan orang-orang barat yang di dirikan bukan berasaskan syariat islam dan toleran terhadap setiap penganut agama. Dan suatu saat akan datang hari di mana cahaya islam kembali terpancar di seluruh penjuru alam dan memberikan naugan kepada makhluk di dunia berupa kehidupan yang aman damai sentosa. Benarlah apa yang di katakana Allah di dalam Alquran: “mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan) mereka,tetapi Allah tetap menyempurnakan cahayanya meskipun orang-orang kafir membencinya.dialah yang mengutus rasul-rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar,ntuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya”.(As-shaf: 8-9) Bahwa kebudayaan apa saja yang memiliki undang-undang dan asas yang menjadi dasar bagi setiap kebudayaan tersebut tidak akan dapat menandingi kebudayaan dan peradaban islam dan tidak akan mungkin bisa bersifat universal, karena tidak akan di temukan syariat atau hukum yang berasal dari Allah sang pencipta melainkan Syariat Islam, karna syriat islam asalnya dari wahyu tuhan yang maha adil yang menciptakan manusia yang mengetahui apa yang bermanfaat bagi makhuknya dan apa yang berbahaya pula. Adapun peradaban yang di bangun dari pemikiran manusia, sifatnya berubah-ubah dan sementara, karena di dorong dari rasa egois dan pemikiran yang sesat serta tidak luput pula dari was-was yang di timbulkan oleh syaitan serta kurangnya ilmu yang di miliki oleh manusia. Dengan hal-hal yang demikian suatu peradaban atau kebudayan tidak akan dapat memberikan keadilan dan kenyamanan maupun ketentraman bagi setiap masyarakat yang berada di bawah naungan peradaban atau kebudayaan tersebut. Kegagalan Kebudayan Barat Di dalam kerangka glombang globalisasi orang-orang barat berusaha menjadikan kebudayaan dan undang-undang serta peradabannya bersifat universal, hal ini dilakukan dengan menerapkan kebudayaan mereka di seluruh dunia serta berupaya melemahkan dunia islam dengan memperdaya mereka melalui kekuatan materialisme. Akan tetapi bagaimana mungkin kebudayaan barat bisa bermanfaat jika prinsip dasar kebudayaannya seperti itu! Maka dengan hal yang demikian kebudayaan barat tidak akan dapat bertahan lama dan menyebar luas, serta membuatnya gagal dan lenyap. Sama halnya dengan kebudayaan yunani dan romawi yang kini telah lenyap dari permukaan bumi. Bahwa sesungguhnya kebudayaan barat di sisi lain bersifat merusak dan menghancurkan. Orang yang bisa memandang dengan cermat di dalam kebudayaan barat yang berdasarkan perinsip materialisme ini akan dapat menemukan bahwasanya kebudayaan tersebut tidak dapat memberikan kebahagiaan terhadap manusia, dan tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan di dalam masyarakat bahkan menambah beban permasalahan. Maka dari pada itu dalam hal ini kebudayaan barat gagal di berbagai aspek dan tidak dapat menggantikan kebudayaan dan peradaban islam. Bagaimanapun majunya peradaban dan kebudayaan di muka bumi ini tidak akan dapat menggantikan peradaban dan kebudayaan islam yang bersifat universal dan berlandaskan terhadap Alquran dan Assunnah. Maka benarlah firman Allah: ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan,yaitu menuju jalan tuhan yang maha perkasa,maha terpuji. (Ibrahim:1) Wallahu A’alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H