Kenaikan biaya produksi komoditas pertanian kian dirasakan oleh para petani di Indonesia. Lonjakan harga pupuk, pestisida, serta biaya tenaga kerja memberikan tekanan besar bagi mereka. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, harga pupuk telah meningkat sekitar 20% dalam setahun terakhir, sementara harga pestisida dan bibit juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Faktor eksternal seperti kenaikan harga bahan baku global, biaya distribusi, serta ketergantungan pada impor menjadi penyebab utama peningkatan biaya ini. Banyak petani mengeluh, karena hal ini menyebabkan mereka harus mengeluarkan modal lebih besar sementara harga jual hasil panen sering kali tidak sebanding.
Salah satu petani di Jawa Tengah, Ahmad, mengaku terbebani dengan kondisi ini. "Harga pupuk terus naik, tapi harga jual padi belum tentu ikut naik," ungkapnya. Kondisi ini, menurutnya, bisa membuat petani kesulitan untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi.
Menghadapi situasi ini, pemerintah tengah mengkaji program subsidi serta bantuan langsung untuk petani agar mereka dapat menekan biaya produksi. Dukungan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan melindungi kesejahteraan petani, yang berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H