Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sakit Itu Penting Sakit Itu Dinilai oleh Allah Swt

8 November 2024   21:43 Diperbarui: 8 November 2024   21:51 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang yang beragama kita tidak bisa mengharapkan atau menginginkan perjalanan hidup kita berjalan baik-baik saja. Di dalam perjalanan hidup kita pasti ada sesuatu yang kontras, misalnya sakit, tidak nyaman dan seterusnya.

Karena itu beragama harus ada sakit-sakitnya tidak bisa beragama selalu nyaman-nyaman semuanya. Dalam Islam kondisi sakit memiliki nilai tersendiri. Bahkan para sufi menilai dan memandang bahwa sakit menjadi wasilah bahwa Alloh Swt akan mengampuni dosa-dosa kita.

Sakit itu penting, sakit itu dinilai oleh Alloh Swt. Sakit merupakan salah satu cara Alloh menghapus dosa-dosa kita. Tentu cara pandang seperti ini sangat bertentangan dengan cara pandang orang-orang modern yang menginginkan hidup mereka selalu nyaman dan aman. Cara pandang orang modern seperti ini tidak bisa dijadikan pedoman hidup. Karena status manusia adalah hamba Alloh Swt dan Alloh lah yang mengatur semuanya.

Jika kita ingin menjadi seorang hamba Alloh jangan menginginkan hidup kita nyaman terus. Kekuatan kita sebagai manusia hanya ikhtiar agar hidup kita ideal. Lebih dari ikhtiar, manusia tidak memiliki kekuatan dan kemampuan. Misalnya upaya menjaga kesehatan fisik dengan pola makan sehat, jika waktunya tiba sakit, ya tetap saja ia akan sakit.

Jadi pada intinya dalam Agama itu sakit ada Nilanya tersendiri. Tapi bukan berarti kita sengaja sakit. Bukan, kita tetap berusaha sehat. Akan tetapi jika sudah berusaha sehat namun tetap sakit harus kita maknai bahwa sakit merupakan cara Alloh mengampuni dosa-dosa kita.

Hasan Al Basri bahkan mengatakan " saya tidak ingin mati dalam keadaan nyaman tanpa ada sekarat kematian. Saya ingin mati dengan sekarat, kenapa ? Karena sekarat ini membantu saya menghapus dosa-dosa saya".

Pernyataan Ulama besar Hasan Al Basri ini tentu berbeda dengan cara pandang orang modern yang menginginkan saat mati dalam keadaan nyaman-nyaman saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun