Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Hakikat Keberadaan Waktu yang Nisbi

30 Juni 2024   22:03 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:04 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau dalam istilah orang jawa ada namanya istilah " longan "yang tempatnya ada dibawah "amben" ( tempat tidur ). Istilah"longan" ada karena adanya"amben". Namun ketika "amben" tersebut diambil maka "longan" tersebut jadi tidak ada.

Hakikatnya "longan" itu tidak, wujudnya adalah wujud nisbi. Begitupun dengan "waktu" sebenarnya nisbi, tidak ada. Lalu ketika kita berada dalam satu ruangan dari mana kita menghitung"waktu" ?. 

Pertama, perhitunganya adalah dari berputarnya bumi yang disebut dengan rotasi. Lalu dikaitkan dengan posisi matahari. Keduanya sama-sama bergerak. Lantas Misalnya Ketika bumi tidak bergerak, ada nggak hari besok ?. Jika bumi ini tidak bergerak, ada pagi nggak ?. begitupun dengan sore hari, tidak ada.

Sama halnya ketika "amben" diambil maka hilanglah "longan". Oleh karena bumi bergerak dari situlah orang menghitung yaitu dari rotasi bumi. 

Kelak diakhirat kita akan ditempatkan ditempat yang sifatnya mendatar.  Dan tidak ada benda yang bergerak semuanya diam. Maka yang terjadi adalah itulah yang namanya abadi, yaitu tidak ada hari esok, tidak ada hari kemarin adanya adalah "sekarang".

Ketika bumi ini tidak mengelilingi matahari maka adakah namanya bulan seperti Januari, February, maret dan seterusnya?. Jawabnya pasti tidak ada.

Kemudian perhitungan bulan Hijriyah ( islam ) dikaitkan dengan bulan, sedangkan bulan masehi dikaitkan dengan matahari. Bumi dengan bulan jaraknya lebih dekat dibandingkan bumi dengan matahari yang jaraknya sangat jauh.

Melihat jarak dekat dengan melihat jarak jauh bagi kita akan lebih akurat melihat dengan jarak dekat. Maka bulan Islam sebenarnya dalam menghitung waktu lebih akurat. Tetapi bulan mengelilingi bumi ini dengan orbit sinkron.

Orbit sinkron artinya bulan mengelilingi bumi hanya mendapat satu wajah. Bulan mengelilingi bumi itu berbentuk elip ( tidak bulat banget). Oleh karena itulah dalam setahun,dua kali kita bisa melihat bulan purnama lebih besar dari purnama lainnya.

Bulan mengelilingi bumi dalam satu kali putaran itu 30 hari. Sedangkan bumi berotasi dalam satu hari, satu kali putaran. Maka misalnya ada seorang ibu melahirkan anak di bulan dan seorang ibu lain melahirkan di bumi maka ketika anak yang terlahir di bumi umur 30 tahun, maa anak yang lahir dibulan baru berumur 1 tahun.

Maka sebenarnya "waktu" seperti manusia juga. Manusia yang membuat. Dizaman mesir kuno orang mulai menghitung waktu untuk kebutuhan menanam pohon ( tanaman). Mereka menggunakan " patok/tongkat". Kemudian mereka akan menghitung dari bayang-bayangnya. Ketika bayang-bayang sama dengan tongkat maka itu tengah hari. Ketika bayang-bayang bergeser mulai dihitung jam 1, jam 2 dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun