Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tidak Shalat: Apakah Amal Lainnya Dapat Diterima?

27 Juni 2024   12:07 Diperbarui: 27 Juni 2024   12:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam hadits Nabi banyak sekali disebutkan terkait ibadah shalat, bahkan jumlahnya mungkin Hingga ratusan hadits. Shalat menjadi ukuran untuk menilai Agama seseorang. Ada juga disebutkan bahwa shalat adalah tiang Agama. Ada juga yang menyebutkan bahwasanya ibadah shalat merupakan amalan pertama yang akan dihisab dan menjadi penentu amal lainnya.

Berkeyakinan bahwa shalat merupakan ibadah utama dan ibadah wajib ( shalat lima waktu) adalah benar dan harus. Namun jika terpaku pada keyakinan bahwa shalat menjadi penentu dan ukuran akan kebenaran seseorang maka akan menyebabkan seseorang terjebak pada Agama seremoni, Agama ritual. hingga Agama spiritual dan Agama sosialnya jadi hilang.

Seseorang akan mudah terjebak pada sikap penghakiman terhadap baik dan buruk orang lain ditentukan dari shalat atau tidak. Terjebak pada sikap tidak menghormati dan menghargai orang lain yang dinilai shalatnya tidak rajin. Bahkan bersikap menghina pada orang yang beragama lain.

Tanpa bermaksud merendahkan ibadah shalat, mungkin ada logika sederhana yang layak kita renungkan, yaitu bagaimana jika seseorang shalatnya rajin namun bertengkarnya juga rajin ?. Bagaimana jika seseorang shalatnya rajin namun membicarakan kejelekan orang lain juga rajin ?. Bagaimana jika seseorang shalatnya rajin namun suka menganiaya orang lain ?. Dan seterusnya.

Apakah seorang yang suka bertengkar, suka membicarakan kejelekan orang lain, suka menyakiti dan menganiaya orang lain adalah orang yang baik dan pantas dihormati sementara disisi lain dirinya rajin shalat ?. Apakah seorang yang yang dermawan, suka membantu kebutuhan orang lain adalah orang yang tidak baik dan tidak pantas dihormati sementara ia jarang shalat?.

Apabila shalat menjadi penentu diterima atau tidaknya ibadah lain, lantas kenapa dalam Al-Qur'an shalat hanya disebutkan sekali-kali saja, tidak berulang- ulang (tidak banyak) dan itupun secara global. Misalnya dalam Al-Qur'an tidak disebutkan shalat berapa kali, rakaatnya juga tidak disebutkan, Bacaan-bacaan shalat juga tidak disebutkan, bagaimana protokol shalat dilakukan itupun juga tidak disebutkan.

Hingga sekarang shalat dilakukan berbeda-beda. Ada yang takbiratul ihromnya diatas kepala, ada yang diatas telinga dan lainya. Ada yang sendakep namun ada juga yang tidak dan seterusnya. Lantas bagaimana Nabi dalam mengerjakan shalat?. Tidak ada yang tahu.

Artinya dalam bahasa komunikasi sehari-hari ketika sebuah perintah diberikan satu kali atau dua kali ( tidak sering) akan berbeda dengan jika perintah diberikan berkali-kali. Dan yang berkali-kali dalam Al-Qur'an disebutkan adalah perintah infaq. Dari sinilah muncul pertanyaan kenapa salam fiqih nyaris tidak ada yang membahas tentang infaq.

Ini bukan berarti meyakini bahwa shalat menjadi penentu diterimanya amalan lain salah. Jika seseorang meyakini hal itu maka hendaknya shalatnya yang rajin agar amalan lain yang ia kerjakan diterima oleh Allah Swt. Apalagi di zaman modern sekarang ini mau mengerjakan shalat saja itu sudah hebat.

Artinya kita tetap mengagumi, menyanjung dan menghormati orang yang shalatnya rajin namun kita tidak boleh merendahkan orang yang shalatnya tidak rajin atau bahkan yang tidak shalat.

Ini karena apabila shalat menjadi panglima diantara ibadah lainnya maka konsekuensinya seperti yang tersebut diatas, bagaimana jika ada orang yang prilakunya tidak baik namun ia rajin shalatnya ?. Orang akan dihina dan direndahkan karena ia tidak shalat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun