Sholat merupakan salah satu ibadah yang secara bahasa berarti Doa. Sedangkan secara istilah sholat diartikan dengan perbuatan ( Ucapan dan gerakan ) yang diawali takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun tertentu.
Diantara sholat yang diwajibkan secara individu ( Fardhu ain ) adalah sholat lima waktu yaitu Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya' dan Shubuh. Sholat lima waktu ini telah ditentukan waktu pelaksanaannya.
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an yang Artinya " Sungguh, Sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang beriman " ( QS. An-nisa : 103 ). Semua orang Islam wajib melaksanakan sholat lima waktu tersebut. Karena sholat merupakan kewajiban maka seseorang yang hendak melaksanakanya harus memahami tata cara sholat termasuk memahami syarat rukunya.
Ibadah sholat memiliki dua segi yaitu sah dan diterima. Segi sah adalah sholat yang dikerjakan sesuai tata cara yang telah ditetapkan dan memenuhi syarat rukun sholat. Sholat yang seperti ini berarti dikatakan telah sah secara syariat dan tidak dituntut untuk mengulang.
Segi diterima adalah sholat yang dikerjakan seseorang dapat diterima oleh Allah Swt. Sholat yang sah secara syariat belum tentu dapat diterima oleh Allah Swt. Karena sholat yang bisa diterima oleh Allah Swt mensyaratkan sholat yang disertai hati yang hadir kepada Allah Swt.Â
Sholat memiliki tahapan atau tingkatan dalam perjalanan Ruhani. Tahap pertama yaitu sholat yang dikerjakan disertai hati yang lupa kepada Allah Swt ( As-sholatu ma'al ghoflah ). Sholat ini bisa saja dikerjakan lengkap dengan syarat rukunya namun hatinya tidak mengingat Allah sama sekali ketika sholat. Tahap kedua yaitu sholat yang dikerjakan disertai hati yang ingat kepada Allah Swt ( As-sholatu ma'al yaqdhoh ). Sholat ini merupakan tahap dimana seseorang dalam sholatnya kadang ingat kepada Allah namun kadang lupa atau mengingat selain Allah.
Tahap ketiga yaitu sholat yang dikerjakan lengkap dengan syarat rukunya dan disertai hati yang sepenuhnya ingat kepada Allah dan hadir kepada Allah Swt ( As-sholatu ma'al khudur ). Tahap ketiga inilah yang kemudian bisa memiliki hikmah mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Seperti firman Allah " sesungguhnya sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar ".
Maka tidak mengherankan jika meskipun banyak orang yang telah mengerjakan sholat lengkap dengan syarat rukunya namun masih melakukan perbuatan-perbuatan keji maupun kemungkaran. Sholat yang dikerjakanya belum mampu membentengi dirinya dari dua perbuatan tersebut.
Lantas bagaimana cara agar hati bisa hadir dan mengingat Allah Swt ketika mengerjakan sholat?. Ibadah sholat itu sebenarnya tidak bisa lepas dari bagaimana kondisi hati di kehidupan sehari-hari diluar waktu sholat. Seseorang yang sering mengingat Allah diluar waktu sholatnya maka dirinya akan mudah mengingat Allah didalam sholatnya.
Seseorang hendaknya melatih hatinya secara terus menerus menyebut Allah...Allah...kapanpun, dimanapun, sedang apapun. Jika lupa maka ingatlah kembali dan bunyikan lagi hati Allah.. Allah. Bahkan ketika seseorang sedang sholat semua bacaan dalam sholat maka maknai dalam hati menyebut Allah..Allah hingga akhir sholat. Mengingat Allah dalam sholat bukan mengingat tulisan atau teks Allah, atau mengingat arti dari bacaan-bacaan sholat. Mengingat Allah dalam sholat dan diluar sholat adalah dimana hatimu secara terus menerus menyebut Allah... Allah...Allah.
Wallahu a'lamÂ