Mohon tunggu...
Cerpen

Cerpen | Semua Salahku#2

14 Januari 2019   12:10 Diperbarui: 14 Januari 2019   12:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi tlah tiba, malam yang begitu menegangkan berlalu begitu saja dan kembali seperti hari biasa. Wajah itu membelalak dimataku. Tahi lalat yang adadibagian kanan atas matanya membuatku semakin gemetar kencang. Segeraku lepaskan tangannya yang masih melingkar dipinggangku. Aku menangis sejadinya, air mataku kini menganak membasahi kedua pipiku. Gelombang petir kini hinggap dihati dan pikiranku.

Bagaimana mungkin aku sebodoh ini tanpa memperhatikan siapa yang tidur denganku malam itu. Rasa gemetar membuatku ngilu,sakit dan satu lgi aku akan menjalani hariku dengan sakit menyiksaku. Deni,"iya itu Deni saudara kembar suamiku. Aku terperanjat lari dari ranjang dan segera melangkah menjauh meninggalkannya.

Malam itu tak seindah yg kubayangkan, semuanya hanyalah sebuag teka teki yang tak dapat terpecahkan.Aku merasa diriku hilang arah. Setiap kali aku menatap mata suamiku sungguh aku sangat merasa bersalah. Tatapan indah yg penuh makna sebuah cinta yg membuatku semakin tersiksa.Saat hati merintis dalam sedih.tiada tempat bagiku mencurahkan segala yang terjadi padaku. Ya hanya buku diary ini yang mungkin bisa.Kata demi kata aku lontarkan sebegitu dalam, menuangkan seluruh kegentaran dan kepedihan yang akan terjadi selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun