Inflasi yang tinggi bisa membuat daya beli masyarakat tergerus dan menciptakan ketidakpastian ekonomi. Untuk mengatasi hal ini, salah satu strategi utama BI adalah menaikkan suku bunga acuan. Dengan langkah ini, BI berharap bisa menurunkan permintaan agregat dan menekan laju inflasi. Tapi, ada risiko yang harus dihadapi. Kenaikan suku bunga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, karena biaya pinjaman yang lebih mahal bakal bikin investasi dan konsumsi masyarakat menurun. Jadi, meski efektif menahan inflasi, langkah ini harus diambil dengan hati-hati.
Pertumbuhan :Kesejahteraan Masyarakat
Sebaliknya, masalah sosial dan ekonomi jangka panjang dapat muncul sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau melambat. BI harus memastikan kebijakan moneter tidak terlalu kaku sehingga menghambat pertumbuhan. Selama krisis 1997/1998, ketika suku bunga melonjak drastis tetapi tidak mampu menahan inflasi, kenaikan suku bunga yang berlebihan dapat menyebabkan kontraksi ekonomi.
Strategi Kebijakan Moneter
Menjaga Suku Bunga Stabil
Mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini sambil memantau perubahan inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat menjadi langkah yang tepat, memberi perekonomian waktu untuk menyesuaikan diri. Dengan kebijakan ini, sektor-sektor tertentu bisa tetap mengakses pembiayaan tanpa dibebani biaya pinjaman yang tinggi.
Pendekatan Bertahap
Jika inflasi terus meningkat, BI bisa secara bertahap menaikkan suku bunga agar tidak mengejutkan pasar dan perekonomian secara keseluruhan. Pendekatan bertahap ini memberi pelaku pasar waktu untuk beradaptasi dengan perubahan kebijakan tanpa menyebabkan gangguan besar.
Fokus pada Sektor Tertentu
Mengidentifikasi sektor-sektor yang paling terdampak oleh perubahan suku bunga dapat membantu BI merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Sebagai contoh, sektor UMKM sering kali rentan terhadap perubahan suku bunga, sehingga BI bisa mempertimbangkan program dukungan khusus untuk membantu sektor ini.
Stabilitas harga adalah dasar penting bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat, menambah ketidakpastian, dan mengganggu distribusi sumber daya secara efisien. Oleh karena itu, Bank Indonesia memiliki tanggung jawab yang kuat untuk menjaga stabilitas harga. Namun, upaya pengendalian inflasi tidak seharusnya dilakukan dengan mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, kebijakan moneter yang efektif harus mampu menciptakan kondisi yang mendukung investasi dan inovasi, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara berkelanjutan.