Mohon tunggu...
Lastika Lena Rosalida Purba
Lastika Lena Rosalida Purba Mohon Tunggu... Guru - Fresh

ABYMK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Emansipator Ibu Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat

22 April 2022   15:00 Diperbarui: 22 April 2022   15:04 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau yang sangat akrab di telinga dengan sebutan Ibu Kartini ,lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara ,Provinsi Jawa Tengah adalah seorang putri Bupati Jepara yang bernama Raden Mas Adipati Sosroningrat dan ibunya adalah putri seorang Kiai di Jepara. Kartini sosok yang harum namanya ditengah-tengah masyarakat Indonesia, itu karena perjuangannya yang penuh inspirasi dan semangat pantang menyerah bagi para perempuan di Indonesia.

Kartini dimasa hidupnya pernah membuat sebuah buku yang sangat fenomenal berjudul : Habis Gelap Terbitlah Terang. Melalui buku ini, para perempuan di Indonesia bangkit meraih mimpinya dan meraih kesetaraan kedudukan dengan kaum pria, tidak lagi hidup terkekang, namun melangkah maju dengan semangat menyala untuk meraih masa depan yang cerah. Kartini ingin agar para perempuan terus bergerak mengejar impian-impian yang ingin dicapainya, bisa melakukan banyak hal atau pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh kaum pria. Perempuan Indonesia harus dapat membuktikan bahwa mereka layak untuk disetarakan dengan kaum pria serta memiliki kebebasan dalam menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

Tidak begitu banyak jejak rekam ibu Kartini yang dapat ditorehkan saat hidupnya, sebab beliau meninggal pada usia yang sangat muda yaitu 25 tahun pada tanggal 17 September 1904 ,tepat 4 hari setelah melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904, namun kisah hidupnya yang lebih banyak memperjuangkan hak-hak emansipasi wanita, pemikiran-pemikirannya yang cemerlang yang menginginkan kemajuan kaumnya sendiri di negaranya begitu banyak dituangkan dalam surat-surat untuk sahabatnya diluar negeri, ide-ide hebat dan menginspirasi ,telah membuat R.A. Kartini menjadi panutan dan teladan bagi wanita-wanita masa kini.

R.A.Kartini sendiri telah merasakan bagaimana terbelenggunya dia saat harus mengubur dalam-dalam mimpinya serta cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan tinggi karena tradisi turun temurun dan adat-istiadat yang sudah lama berlaku di daerahnya pada zaman itu. Kartini dengan berhati besar lebih mengutamakan keinginan sang ayah padanya dan menanggalkan egonya demi cintanya kepada sang ayah. Pada tanggal 2 Mei 1964, Raden Ajeng Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional atas segala pemikiran-pemikirannya, pandangan-pandangannya yang bercirikan wawasan kebangsaan Indonesia.

Tahun ini, tepatnya 21 April 2022 genap sudah bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini ke-143, telah begitu banyak kemajuan yang dicapai oleh para perempuan Indonesia di segala bidang, seperti bidang pemerintahan ataupun pembangunan ,namun segala kemajuan itu tetap tidak melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan, yang menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak-anak serta menjadi seorang isteri yang smart dan terampil di rumah juga di lingkungan pekerjaannya, seperti Kartini dulunya yang juga hobi memasak serta menciptakan banyak resep masakan seperti sup pangsit Jepara dan ayam besengek, hingga cicit beliau yaitu Suryatini N. Ganie menciptakan sebuah buku resep masakan berjudul "Kisah dan Kumpulan Resep Putri Jepara Rahasia Kuliner R.A Kartini, R.A. Kardinah dan R.A. Roekmini" yang berisi 2o9 resep masakan hasil olahan keluarga Kartini.

Kartini juga seorang yang sangat menghargai perbedaan agama di Indonesia, beliau juga selalu berpenampilan sopan serta ingin menunjukkan ajaran agama yang dianutnya yaitu Islam kepada dunia adalah baik adanya. Kartini pernah mengirimkan foto Paus kepada sahabatnya Mr. J.H. Abendanon di Belanda yang menunjukkan seorang Kartini berjiwa demokratis dan netralis.

Perjuangan seorang Kartini pada masa hidupnya adalah mendirikan sekolah bagi kaum perempuan, memperkenalkan ukiran Jepara daerah kelahirannya hingga mendunia. Selain itu beliau juga pernah mengirimkan surat protes kepada pemerintah Hindia Belanda perihal bahasa yang ingin digunakan sebagai bahasa media cetak sebelum dicetuskannya sumpah pemuda.

Dalam memperingati hari Kartini pada tahun ini ,akan mendorong semangat perempuan Indonesia agar terus memberikan kontribusi positif, menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang dapat ikut mendukung perkembangan serta kemajuan Indonesia dalam berbagai sektor seperti pendidikan, pemerintahan, sosial budaya, politik dan lainnya hingga mencapai hasil yang terbaik dan maksimal.

Selamat Hari Kartini bagi seluruh perempuan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun