Mohon tunggu...
Lasria SariGultom
Lasria SariGultom Mohon Tunggu... Guru - Introvert

Anak kedua dari 5 bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Arus Balik

8 Juni 2019   19:50 Diperbarui: 14 Juni 2019   14:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review buku ARUS BALIK.

Bacaan selanjutnya setelah sekian bulan ingin dituntaskan adalah "ARUS BALIK" nya TETRALOGI BURU Pramoedya Ananta Toer.
Buku dengan tebal kurang - lebih 760 halaman yang perlahan - lahan bahkan sampai berkali - kali mengulang membacanya jika saja sampai melewatkan sesuatu yang menjadi benang merah dari epos besar tersebut memerlukan hampir 5 bulan bagi saya untuk menyelesaikan nya.
Mengapa begitu lama? Benar saja setiap huruf, kata, frasa, kalimat yang diramu sangat epik membuat saya tak ingin cepat - cepat menuju halaman akhir karena begitu indahnya karya fiksi bernuansa historis itu.
Membacanya benar - benar mempertontonkan keadaan Nusantara pasca jatuhnya kerajaan Majapahit sepeninggal Gajah Mada.
Tercerai - berainya Nusantara menjadi kerajaan - kerajaan kecil dengan dalih Islamisasi dan Krstenisasi namun berniat menguasai darat dan laut oleh Negeri diatas angin dan negeri sendiri. Perang saudara tak terbantahkan disamping serangan dari luar Nusantara seperti Portugis tetap menjadi ancaman.
Di dalamnya terangkai sangat sistematis bagaimana NUSANTARA yang dulunya pernah diakui kejayaannya dalam kemaritiman dan bandar - bandar perdagangan rempah telah amblas dihancur - leburkan oleh ketamakan pribumi itu sendiri.
NUSANTARA tercerai - berai menjadi kerajaan - kerajaan kecil yang menampilkan keberadaan nya berdasarkan keyakinan masing - masing. Masing - masing saling membenarkan diri seakan mereka lah yang harus dipuja karena kebesaran, ketaatan, kekayaan, kemakmuran, pengikut yang paling banyak merasa lebih hebat dan memunculkan perang antar kerajaan.
Semua dikisahkan seakan - akan pembaca berada dan ikut menjadi saksi bisu dari proses Arus Balik tersebut.
Barangsiapa membaca kisah hebat tersebut pastilah mengalami refleksi mendalam akan banyak hal.
Mulai dari romansa alias percintaan, pencarian jati diri, pergolakan batin, kecintaan akan tanah air, kebanggaan, keyakinan dan masih banyak lagi.
Maka, buku tersebut sangat lah recomended bagi siapa pun yang ingin terbawa dalam kilas balik jaman itu, banyak pelajaran, pengalaman, penyadaran, penghidupan, dan nilai - nilai lahiriah dan jasmaniah kita akan semakin tersingkapkan.
Judul besarnya saja sudah " ARUS BALIK".
(Tulisan ini merupakan opini singkat yang diharapkan mampu menjadi setitik bara api dari gerakan literasi. Semoga !!!)
LSG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun