Mohon tunggu...
Lasmaria Sernovita
Lasmaria Sernovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Halo, saya lasmaria ingin berbagi sedikit mengenai dunia kesehatan. semoga bisa bermanfaat kepada pembaca. Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Senam Jantung Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia

4 Desember 2023   19:30 Diperbarui: 4 Desember 2023   19:46 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia yang terjadi ketika tekanan di pembuluh darah terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi). Diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah serta terdapat 46% orang dewasa penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut (World Health Organization, 2023).

Hipertensi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan Prevalensi hipertensi bervariasi antar wilayah dan kelompok pendapatan negara. WHO Wilayah Afrika mempunyai prevalensi hipertensi tertinggi (27%) sedangkan WHO Wilayah Amerika mempunyai prevalensi hipertensi terendah (18%). Jumlah orang dewasa yang menderita hipertensi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015, dengan peningkatan yang sebagian besar terlihat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya faktor risiko hipertensi pada populasi tersebut (World Health Organization, 2023).

Tekanan darah tinggi suatu masalah yang terjadi pada pembuluh darah serta dapat mengakibatkan terganggunya suplai oksigen. Yang dapat mengakibatkan tekanan darah diarteri bekerja lebih keras sehingga jantung semakin memaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada lansia ialah usia, jenis kelamin, genetik, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi garam dan stress (Baeha et al., 2020).

Gejala dari kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan gejala apapun. Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri dada dan gejala lainnya. Jika hipertensi tidak diobati, dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain seperti penyakit ginjal, jantung, dan stroke. Orang dengan tekanan darah sangat tinggi (biasanya 180/120 atau lebih tinggi) dapat mengalami gejala seperti sakit kepala parah, nyeri dada, pusing, sulit bernafas, mual, muntah, penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya, kecemasan, kebingungan, berdengung di telinga, mimisan, irama jantung yang tidak normal dan jika mengalami gejala-gejala ini dan tekanan darah tinggi, segera dapatkan bantuan medis (World Health Organization, 2023).

Perubahan gaya hidup ini dapat membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi dan perlu melakukan hal -- hal seperti Makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan, Kurangi duduk, Lebih aktif secara fisik, yang dapat mencakup berjalan kaki, berlari, berenang, menari, atau aktivitas yang membangun kekuatan, seperti angkat beban, 

Lakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 menit per minggu aktivitas aerobik berat, Lakukan latihan membangun kekuatan 2 hari atau lebih setiap minggunya, Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas, Minum obat sesuai resep ahli kesehatan, serta tepati janji temu dengan ahli kesehatan (World Health Organization, 2023).

Adapun untuk mengurangi risiko hipertensi dengan cara mengurangi dan mengelola stres, rutin memeriksa tekanan darah, mengobati tekanan darah tinggi, mengelola kondisi medis lainnya. Komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol juga dapat terjadi dengan di antara komplikasi lainnya, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. Tekanan yang berlebihan dapat mengeraskan arteri sehingga dapat terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke jantung. 

Peningkatan tekanan dan berkurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan nyeri dada, juga disebut angina; serangan jantung, yang terjadi ketika suplai darah ke jantung terhambat dan sel-sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah terhambat, semakin besar kerusakan pada jantung. Gagal jantung yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ vital tubuh lainnya dan detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian mendadak (World Health Organization, 2023).

Hipertensi juga dapat pecah atau menyumbat arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak sehingga menyebabkan stroke. Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga berujung pada gagal ginjal. Adapun hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi yaitu usia yang lebih tua, genetika, kelebihan berat badan atau obesitas, tidak aktif secara fisik, diet tinggi garam dan minum terlalu banyak alkohol. Perubahan gaya hidup seperti makan makanan yang lebih sehat, berhenti merokok dan menjadi lebih aktif juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Beberapa orang mungkin masih perlu minum obat. Adapun Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi termasuk riwayat hipertensi dalam keluarga, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal (World Health Organization, 2023).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu pengobatan farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis adalah penatalaksanaan hipotensi yang menggunakan obat-obatan kimiawi seperti obat fludrokortison dan midodrine, sedangkan  Pengobatan nonfarmakologi pada lansia salah satunya adalah dengan diajarkan hidup sehat terkait dengan kegiatan aktivitas seperti olahraga pada lansia, salah satu kegiatan olahraga yang dilakukan untuk mempertahankan tekanan darah yaitu dengan senam jantung (Fadlilah & Suciptob, 2020).

Senam jantung adalah olahraga yang dibuat dengan mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar, dan kelunturan sendi serta upaya dalam memasukan oksigen.Senam jantung jika dilakukan secara rutin akan meningkatkan fungsi jantung dan dapat menurunkan tekanan darah dan juga dapat mengurangi penumpukan lemak yang terdapat pada dinding pembuluh darah. Senam Lansia bagi penderita hypertensi dianjurkan tiga sampai empat kali seminggu selama 30 menit yang dilakukan terus menerus, otot-otot akan berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang-seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur- angsur dari sedikit ke latihan yang lebih besar bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu, sedapat mungkin mencapai 70 -- 85% denyut nadi maksimal (Yantina & Saputri, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun