Menurut teen.co.id, teh merupakan minuman paling banyak dikonsumsi ke-2 di dunia setelah air putih. Dalam buku “Tea: The Drink That Changed the World” yang ditulis Laura C. Martin, diperkirakan teh ditemukan pada 5,000 tahun lalu pada awal periode Paleolitikum. Akan tetapi, pada penemuan ilmiah legenda teh paling terkenal ditemukan 3000 tahun SM dan ditemukan tidak sengaja saat daun teh terjatuh di air panas milik Kaisar China, Shen Nong.
Pada 1901, teh celup ditemukan Roberta C. Lawson dan Mary Molaren. Karena keberadaannya membuat masyarakat kini lebih praktis saat ingin menikmati teh.
Akan tetapi, tau kah kalian jika langkah membuat teh celup yang salah memiliki dampak buruk bagi kesehatan?
Pada penelitian dalam jurnal Environmental Science and Technology yang diterbitkan pada 25 September 2019. Tim peneliti menemukan sekitar 11,6 miliar mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik di dalam air panas yang digunakan untuk merendam kantung teh celup. Kantung pada teh celup memang dilapisi oleh plastik. Hal tersebut, bertujuan agar kantung tidak mengalami kebocoran.
Apakah mikroplastik dan nanoplastik berbahaya bagi tubuh kita?
Sebenarnya belum banyak penelitian tentang kasus ini. Akan tetapi, ada beberapa kasus pada pegawai pabrik plastik yang terkena kanker karena terpapar partikel-partikel plastik secara terus-menerus. Selain itu beberapa penelitian menyatakan, Mikroplastik dan nanoplastik yang dikonsumsi dapat melapisi permukaan saluran pencernaan yang akan masuk dalam darah dan menyebar ke berbagai organ tubuh manusia dan efek negatif bagi kesehatan manusia adalah dapat mengganggu sistem hormon, saraf dan kekebalan tubuh.
Fakta mengejutkan juga, kantung teh celup yang dicelupkan terlalu lama dapat membuat teh yang dihasilkan menjadi lebih kental. Teh yang lebih kental dapat mengganggu kinerja pada ginjal kita dan mengurangi kandungan sehat yang dimiliki teh.
Lalu bagaimana cara menyeduh teh yang baik?
Sebuah studi menyarankan untuk menyeduh kantung teh selama 2-5 menit ke dalam suhu 70-100 derajat celcius lalu membuangnya. Atau dapat juga menggunakan teh tubruk yang diseduh menggunakan penyaring teh yang berbahan besi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H