Pada tahun 1990-an, Jonggol, sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi perhatian nasional. Rencana besar untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta mencakup wilayah ini. Wawancara ini meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah perencanaan pembangunan Indonesia, meskipun rencana tersebut akhirnya tidak terwujud.Â
Mengapa Jonggol?
Karena masalah yang semakin kompleks di Jakarta, seperti kemacetan, banjir, dan kepadatan penduduk, sudah lama muncul gagasan untuk memindahkan ibu kota negara. Pada masa Presiden Soeharto, ada usulan untuk Jonggol sebagai ibu kota baru. Beberapa alasan strategis mendorong pertimbangan Jonggol:Â
- Lokasi Strategis
Jonggol terletak di wilayah perbukitan yang relatif aman dari ancaman banjir besar dan gempa tektonik. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta (sekitar 60 km) juga dianggap ideal untuk transisi pemerintahan. - Luas Lahan yang Memadai
Dengan luas wilayah yang besar, Jonggol menawarkan ruang yang cukup untuk membangun infrastruktur pemerintahan, perumahan, dan fasilitas pendukung lainnya. Lahan yang tersedia memungkinkan perencanaan kota modern yang terintegrasi. - Potensi Lingkungan yang Mendukung
Jonggol dikelilingi oleh kawasan hijau dan memiliki sumber daya air yang melimpah. Hal ini mendukung konsep pembangunan yang ramah lingkungan.
Rencana Besar Era Orde BaruÂ
Pada 1997, Presiden Soeharto secara resmi mencanangkan Jonggol sebagai calon ibukota negara dalam rancangan proyek besar bernama Mega City Jonggol. Proyek ini dirancang untuk menciptakan kota modern yang mampu menampung pusat pemerintahan, bisnis, dan permukiman dengan konsep tata ruang yang terencana. Bahkan, beberapa infrastruktur dasar seperti jalan menuju Jonggol mulai dirancang.
Namun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998 membuat proyek ini terhenti. Bersamaan dengan runtuhnya Orde Baru, wacana pemindahan ibukota ke Jonggol pun perlahan memudar.
Bangkitnya Kembali Wacana Pemindahan Ibukota
 Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemindahan ibukota kembali menjadi agenda nasional. Namun, kali ini fokusnya bergeser ke Kalimantan Timur dengan proyek ibukota baru bernama Nusantara. Jonggol tidak lagi menjadi prioritas, meskipun lokasinya sempat dibahas dalam studi awal.Â
Dampak Wacana bagi Jonggol
Meski gagal menjadi ibukota, wacana besar ini memberikan dampak positif bagi perkembangan Jonggol. Beberapa di antaranya adalah:
- Perkembangan Infrastruktur
Wacana tersebut memicu pembangunan awal di Jonggol, seperti pembukaan akses jalan dan rencana tata ruang wilayah. - Daya Tarik Investasi
Jonggol menjadi incaran para pengembang properti yang melihat potensi wilayah ini sebagai kawasan penyangga Jakarta.