Mohon tunggu...
Lasarus Goleo
Lasarus Goleo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penikmat kata

Sepak bola/komedi/pengarang puisi liar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puanku dan Tetesan Air Langit

1 Oktober 2022   05:49 Diperbarui: 1 Oktober 2022   05:51 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat tetesan air langit
Menggempar di mana mana
Aku melari berharap teduh akan ada.

Dikesenyapan yang tak berdamai
Habitatku penuh air dan menggigil
Jiwa dibantai sendu hingga daya tak lagi ada.

Hujan punya nikmat
Walau datang hanya sesaat
Kemudian pergi tanpa restu
dari para penikmatnya.

Waktu redah hujan mengeruk
Hati mulai ditemani duka
Mengingat kepergian puanku ibarat hujan.

Aku tak punya kuasa
Mendatangkan hujan dan puanku kembali
Lentera ilahi tak mampu direguk.

Puanku
Haruskah ku bersujud diatas jurang
Agar saat pinta hadirmu roboh
Aku gugur tanpa pengetahuanmu.

#Manado, 01 Oktober 2022

Pengarang : Lasarus Goleo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun