Saat tetesan air langit
Menggempar di mana mana
Aku melari berharap teduh akan ada.
Dikesenyapan yang tak berdamai
Habitatku penuh air dan menggigil
Jiwa dibantai sendu hingga daya tak lagi ada.
Hujan punya nikmat
Walau datang hanya sesaat
Kemudian pergi tanpa restu
dari para penikmatnya.
Waktu redah hujan mengeruk
Hati mulai ditemani duka
Mengingat kepergian puanku ibarat hujan.
Aku tak punya kuasa
Mendatangkan hujan dan puanku kembali
Lentera ilahi tak mampu direguk.
Puanku
Haruskah ku bersujud diatas jurang
Agar saat pinta hadirmu roboh
Aku gugur tanpa pengetahuanmu.
#Manado, 01 Oktober 2022
Pengarang : Lasarus Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H