Saya menghubungi agen tersebut, tanya-tanya singkat, lantas tanpa ba bi bu, saya transfer pulsa ke nomor agen tersebut. Sebenernya agak deg-degan sih, khawatir kalo ini modus penipuan atau semacamnya, tapi yo wis lah terserah.
Menurut agen itu, nilai tukarnya adalah delapan puluh persen. Artinya pulsa seratus ribu yang saya kasih ke dia bakal menjadi duit senilai delapan puluh ribu. Oke lah bagi saya, bisa buat bayarin si kampret itu sekaligus buat isi bensin juga.
Setelah menunggu beberapa saat sambil ketar-ketir, eh akhirnya duit beneran masuk ke rekening saya. Saya cek lewat M-Banking dan sudah masuk dengan nominal seperti perjanjian. Ya sudah, tanpa bertele-tele saya langsung bayarin itu pesenan si perempuan jahanam.
Sementara saya kelimpungan cari cara, si perempuan bangsat itu hanya ketawa-tawa puas sambil menikmati makanannya. Asu tenan. Saya nggak berhenti ngumpat ke dia selama beberapa waktu, bahkan pas dia udah pulang, saya kirim voice note yang isinya penuh umpatan.
Tetapi ya sudah, mau gimana lagi, wong kelakuan si bangsat emang kayak gitu. Dan positifnya, saya jadi tau gimana menukarkan pulsa yang berlebih menjadi uang lagi. Ibaratnya, nasi yang sudah menjadi bubur bisa diubah menjadi nasi lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H