Salah satu potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen adalah pada sector pariwisatanya yang terletak pada kawasan Wisata Sangiran, Kecamatan Kalijambe. Kawasan ini telah ditetapkan secara aklamasi ileh World Heritage Comitte sebagai warisan Budaya Dunia pada tanggal 5 Desember 1996. Berdasarkan fakta dari penelitian terdahulu, perkembangan kawasan objek wisata Sangiran masih belum merata dikarenakan terdapat beberapa factor yang belum memadai sebagai penunjang pengembangan kawasan ini.
Pengembangan kawasan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan pengembangan Endogen atau Endogeneus Development. Perspektif dari metode ini menjadi paradigma yang meliputi mekanisme pengdukung petumbuhan serta perubahan secara structural ekonomi local, organisasi sistem produksi local, penyebaran pengetahuan atau difusi informasi, Lembaga dan budaya local serta kebijakan pembangunan di daerah local tersebut.
Proses pengembangan Kawasan Wisata Sangiran Kabupaten Sragen dapat ditinjau melalui parameter endogenous development yang terdiri atas strategi peningkatan daya saing dan kreativitas unggulan, peran kebijakan dari pemerintah, kegiatan difusi yang dilakukan, menciptakan organisasi produksi fleksibel, kontribusi buday, pembangunan serta institusi local, dan wilayah perkotaan yang menjadi kontribusi sector pendukung. Adapun uraian pada setiap aspek -- aspek pada pengembangan Kawasan Wisata Sangiran dapat disimak pada uraian berikut ini:
- Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Lokal
Pada aspek ini, pemerintah Kabupaten Sragen menjalankan upaya untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas melalui peningkatan modal manusia dengan cara mrngadakan kegiatan pelatihan dan memfasilitasi masyarakat local. Pelatihan ini dilakukan dengan memperhatikan dasar kkompetensi yang dimiliki oleh masyarakat local. Usaha untuk menciptakan daya saing dilakukan strategi agenda wisata tahunan nasional yaitu SangiRun dan SangiranFair. Kegiatan ini merupakan lomba lari dimana para atlet lari di seluruh Indonesia berlomba dengan jalur mengelilingi kawasan, kemudian dengan skema paket widsata dengan mengunjungi taman fosil dan lapangan produksi kewirausahaan local. Salain itu, pemerintah daerah juga memfokuskan pada peningkatan kuatitas kepariwisataan dengan mewujudkan cipta pesona wisata secara konkrit dengan diiringi pembangunan fasilitas penunjang demi kenyamanan pengunjung.
- Peran Kebijakan Pemerintah Pengembangan Kawasan Wisata Sangiran
Pemerintah Kabupaten Sragen serta lembaga eksekutif dibawahnya menjalankan kebijakan untuk mengembangkan Kawasan Wisata Sangiran melalui kebijakan wajib kunjung sesuai dengan Surat Keputas Bupati Sragen yang mewajibkan seluruh siswa SD hingga siswa SMA se-Kabupaten untuk mengunjungki Kawasan Wisata Sangirann. Secara tidak langsung dengan adanya kebijakan ini membawa dampak terhadap pengembangan Kawasan Wisata Sangiran.Â
Selain itu terdapat kebijakan Peraturan Desa Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Terminal Wisata Desa yang berisikan upaya pemerintah desa membangun shelter wisata dan juga pengadaan armada wisata seperti motor atau mobil. Usaha -- usaha yang dilakukan relevan dengan teori endogenous development yang dimana pemerintah memberikan dukungan sehingga terdapat peluang untuk berkembang. Faktor pemerintah dapat menjadi pengaruh dalam pengembangan suatu wilayah melalui kebujakan dna regulasi yang dikeluarkannya.
- Difusi Inovasi
Dilakukan penciptaan inovasi wisata baru di Kawasan wisata Sangiran melalui studi bandung sebagai ajang untuk saling mengenal potensi daerah lain, mengetahui proses pengembangan wisata yang dijalankan oleh daerah lain untuk diterapkan dalam pengembangan Kawasan Wisata Sangiran. Inovasi wisata ini juga berkaitan dengan perkumpulan suatu komunitas yang diikuti oleh masyarakat local yang terjun dalam dunia pariwisata, serta memanfaatkan ide -- ide dari masyarakat lokal. Inovasi yang berupa ide baru tersebut kemudian menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Sangiran sehingga mampu untuk menaikkan daya saing wisata.
- Menciptakan Organisasi Produksi Fleksibel
Pemerintah daerah dan masyarakat membentuk jaringan untuk menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Sangiran memiliki organisasi produksi yang fleksibel, hal ini ditunjukkan pada kondisi di lapangan dengan terbentuknya jaringan antar instansi pemerintah dalam pelaksanaan agenda SangiRun uang bekerjasama dengan Pemerintah Pusat yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
- Budaya, Pembangunan, dan Institusi Lokal
Pada aspek ini dilakukan cara pendayagunaan citra kawasan wisata kesenian khas tradisional Gejog Lesung dan Tarian Purba. Kesenian tersebut mampu menunjukkan eksistemsinya dengan tapi pada tiap event tertentu dengan membawa nama Sangiran.
- Wilayah Perkotaan sebagai Pendukung
Pada aspek ini, pertumbuhan wilayah perkotaan di pusat Sragen Kota masih belum mampu menyediakan akses pendukung untuk pengembangan Kawasan Wisata Sangiran. Â Akses pendukung tersebut adalah fasilitas pusat informasi atau center information yang dibangun di perkotaan untuk memudahkan wisatawan. Tetapi pemerintah daerah justru membangun pusat informasi di dalam Kawasan WIsata sangiran yang berupa Tourist Information Center (TIC) yang fungsinya hanya sebagai pemberi informasi mengenai kawasan tersebut secara umum saja. Selain itu, pemerintah Sragen juga belum menyediakan transportasi khusus untuk mengantar para wisatawan dari pusat kota menuju Kawasan Wisata Sangiran yang tempatnya berada di perbatasan daerah. Hal ini kurang relevan dengan teori pengembangan endogenous dimana kota menjadi ruang keunggulan dalam perkembangan.
Upaya actor lokal dalam meningkatkan kesejahteraan sosial di Kawasan Sangiran ini dilakukan dengan cara pemerataan pendapatan. Seperti mengaktifkan armada wisata dan pembangunan stand UMKM lokal. Pada segi pemenuhan kebutuhan sosial dilakukan dengan cara menyalurkan bantuan -- bantuang sosial dari pusat dan juga kabupaten, serta pemberian bantuan modal peralatan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh actor lokal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat lokal lambat laun sudah sesuai.
Sumber :
Irawati, S.T. and Imelda, J.D., 2022. Pengembangan Kawasan Wisata Kabupaten Sragen Melalui Perspektif Endogenous Development Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Jurnal Darma Agung, 30(3), pp.253-271.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H