Mohon tunggu...
laras pratiwi
laras pratiwi Mohon Tunggu... -

seorang pribadi yang tak luput dari kesalahan, seorang dengan keterbatasan, tetapi ingin terus belajar dan mengembangkan diri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketulusan Cinta Seorang "Adam"

18 April 2010   05:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:44 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ok, kali ini saya tdak akan berbicara mengenai mafia politik, korupsi, ataupun mengenai "keanehan" lainnya. Kali ini saya hanya ingin bercerita, sekaligus juga menjadi karya pembuktian kepada seorang sahabat yang menodong saya untuk sekali-kali lepas dari hal-hal berbau "keseriusan". hehe.. Yah, saya akui saya memang tidak pandai menulis karya populer. Setidaknya, postingan kali ini bisa menjadi jalan awal untuk belajar. Walau telat, tapi setidaknya saya mencoba :)

Balik lagi ke topik awal mengenai kisah cinta seorang Adam. Mungkin anda akan bertanya, Adam siapa? Adam yang saya maksudkan adalah salah satu peran utama dalam film drama komedi romantis besutan sutradara Max Mayer yang berjudul "ADAM". Yup, Adam merupakan pemain utama yang diperankan oleh Hugh Dancy (bisa dilihat juga di film Confessions of a Shopaholic), seorang pria 29 tahun yang lugu dan menarik tetapi memiliki intrik-intrik hidup yang membuatnya menjadi tertutup terhadap lingkungannya. Adam adalah seseorang penderita Asperger's syndrome *mungkin lebih dikenal dengan sindrom autis. Sebuah sindrom yang mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan di dalam interaksi sosial dan ketidakmampuannya untuk memahami apa yang ada di pikiran orang. Kekurangan utamanya adalah masalah kejujuran, tepatnya dia sama sekali tidak bisa berbohong. Semuanya yang ada di dalam pikirannya langsung terlontar begitu saja tanpa bisa cegah.

Keadaan mulai berubah ketika tetangga barunya, Beth (Rose Byrne) datang dan mengisi hari-hari Adam. Bersama Beth dia belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial, dia belajar menjadi seorang "pria" yang sesungguhnya. Ketulusan cinta Adam, tentu membuat Beth merasa nyaman untuk berada disisinya. Tetapi di lain pihak, Beth kurang mendapat persetujuan dari sang Ayah (Peter Gallagher). Sang ayah yang memang sedang dirundung masalah dan akan dipenjara akibat dari kebohongan yang ia lakukan. Hubungan mereka berkembang secar perlahan dan logis, tidak seperti film romantis yang terkadang alurnya terlalu memaksa. Max Mayer, menyugukan sebuah film denan alur yang sangat tenang tapi tidak juga membosankan. Tahap demi tahap diceritakan dengan baik. Selain cerita yang apik, telinga kita juga akan dimanjakan oleh alunan lagu yang terasa pas tiap adegan. Sountrack film ini diisi oleh beberapa musisi seperti Joshua Radin, The Weepies, dan masih banyak lagi.

Inti cerita dari film ini adalah bahwa cinta memang universal, everyone is deserved to feel it dan sebuah cinta yang diawali dengan ketulusan dan kejujuran tentu akan membawa kebahagiaan sejati yang tidak semua orang memilikinya.

...I Love you, Beth...you are like a part of me and i need you to find a place to live and learn how to get to work and to understand what it's mean when people say crazy stuff and i couldn't go without you...(Adam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun