" Filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara adalah guru sebagai aktor, motivator, fasilitator bagi peserta didiknya. Pembelajaran bermakna akan tercipta jika iklim kelas kondusif dan peserta didik dapat belajar sesuai minat dan bakatnya tanpa adanya intimidasi. Hal tersebut dikemukakan sesuai konsep merdeka belajar"
Berikut ini adalah tulisan dari refleksi kritis yang akan saya tulis di blog ini. Ada dua point jawaban. Pertama tentang tulisan refleksi kritis, kedua tentang harapan dan ekspektasi setelah mempelajari bagian di modul
1. REFLEKSI KRITIS
a. Pemikian ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran yaitu sesuai dengan slogan pendidikan di Indonesia.
Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Artinya di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.
Contoh sederhana yaitu sebagai guru, kita harus mencontohkan attitude yang baik di depan atasan, rekan, siswa dan orang tua siswa.
Guru memberi semangat, menjadi motivator untuk siswa-siswinya. Guru mendorong kepada siswa-siswinya dapat berkembang sesuai potensi yang dimilikinya.
b.Relevansi antara pemikiran pendidikan KHD dengan pendidikan di sekolah tempat saya mengajar, sudah mulai diaplikasikan oleh guru kepada siswa-siswinya dan terus berubah dan berkembang positif.
c. Saat ini saya sudah mulai mengaplikasikan pemikiran KHD dalam kegiatan sehari-hari saya mengajar dan memberikan kemerdekaan ke pada murid-murid saya.
Menciptakan ruang kelas yang berkolaborasi dan siswa belajar berdirskusi bersama teman dan mengemukakan pendapat.
2. HARAPAN DAN EKSPEKTASI