Suatu hari saya pernah mendengar sekelompok anak remaja putri sedang ngobrol di jam istirahat. "Gue masih lebih baik daripada dia. Gue cuma telat masuk aja ga sampai bolos."Â Sampai geleng-geleng kepala saya mendengarnya.
Kalian, para remaja, secara sadar atau tidak, kalian pernah atau malah sering sekali melakukan hal ini. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Membandingkan dengan yang lebih baik atau yang lebih buruk, yang dikenal dengan istilah social comparison.
Perbandingan sosial atau Social comparison adalah proses mental di mana individu mengevaluasi diri mereka sendiri dengan membandingkan dengan orang lain, baik dalam hal keterampilan, prestasi, atau karakteristik pribadi lainnya.
Ada dua jenis utama social comparison:
- Upward Social Comparison:Â Ini terjadi ketika seseorang membandingkan diri mereka dengan individu yang dianggap lebih baik, lebih sukses, atau lebih berprestasi. Dampaknya bisa menyebabkan rasa tidak aman atau rendah diri, tetapi juga dapat memberikan motivasi untuk berkembang.
- Downward Social Comparison: Terjadi ketika seseorang membandingkan diri mereka dengan individu yang dianggap kurang berhasil atau kurang beruntung. Dampaknya Dapat memberikan perasaan relatif kepuasan diri, tetapi juga mungkin digunakan sebagai cara untuk mengatasi rasa tidak aman dengan menganggap diri lebih baik dari orang lain.
Social comparison pada remaja dapat memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan identitas dan kesejahteraan psikologis. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:
1. Peran Identitas:Â Remaja cenderung membandingkan diri mereka dengan teman sebaya untuk mengukur di mana mereka berada dalam spektrum sosial. Ini dapat mempengaruhi perkembangan identitas mereka.
2. Pencarian Jati Diri:Â Social comparison dapat menjadi bagian dari pencarian jati diri remaja, membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam konteks sosial.
3. Pengaruh Media Sosial: Media sosial dapat memperkuat perbandingan sosial dengan menampilkan potret yang terkurasi dari kehidupan orang lain. Ini dapat menciptakan tekanan untuk mencapai standar yang sering tidak realistis.
4. Peningkatan Diri dan Kekhawatiran:Â Perbandingan sosial bisa memotivasi remaja untuk meningkatkan diri, tetapi juga dapat memicu kekhawatiran tentang penolakan sosial atau ketidakmampuan mencapai standar tertentu.
5. Dukungan Sosial dan Kesejahteraan:Â Kualitas hubungan sosial dapat memoderasi dampak perbandingan sosial. Remaja yang memiliki dukungan sosial yang baik mungkin lebih mampu menangani tekanan ini.