Mohon tunggu...
Laras Khinanti
Laras Khinanti Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Komunikasi dan Kesejahteraan Keluarga Petani pada Keluarga Sandwich

16 November 2023   21:00 Diperbarui: 16 November 2023   21:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Bantuan tersebut dapat berasal dari keluarga. Hal yang timbul dari keadaan tersebut berupa peran khusus dalam keluarga yang disebut dengan generasi sandwich. Menurut Dorothy Miller (1891), generasi sandwich merupakan individu yang tidak hanya menanggung dirinya sendiri, tetapi keluarga serta orang tuanya. Generasi sandwich umumnya berusia dewasa yaitu 45-65 tahun. Posisi tersebut berada diantara dua generasi yang dapat diibaratkan seperti roti lapis atau sandwich. Menurut data statistik pada tahun 2019 terdapat 7.009 rumah (6,24%) termasuk ke dalam kategori generasi sandwich (Samudra dan Wisana 2017).

Generasi sandwich dapat disebabkan karena kemampuan finansial yang rendah, pengelolaan keuangan yang kurang baik, serta faktor keturunan. Kemiskinan merupakan ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi permasalahan ekonomi. Kemiskinan dan generasi sandwich memiliki kaitan yang sangat erat (Herawati et al. 2021). Kemiskinan di Indonesia banyak berasal dari keluarga petani. Menurut Todaro dan Smith (2011), sebagian besar masyarakat yang hidup di pedesaan hidup miskin dengan pertanian masih menjadi aktivitas utama mereka. Nilai Tukar Petani (NTP), upah yang diterima buruh tani, inflasi, pendapatan perkapita merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan khususnya di pedesaan yang memiliki hubungan dengan kesejahteraan petani (Yacoub dan Mutiaradina 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dari lima orang responden yang berasal dari keluarga petani, didapatkan bahwa kelima responden tersebut termasuk ke dalam keluarga sandwich. Hal tersebut dikarenakan orang tua para responden sudah tidak bekerja kembali dan tidak memiliki penghasilan. Namun, mereka juga harus menghidupi keluarga kecilnya. Pendapatan dari pekerjaan narasumber sebagai petani di sawah paling tinggi yaitu hanya Rp4.000.000 dimana ini harus menunggu panen terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yacoub dan Mutiaradina (2020) bahwa jika dilihat dari NTP (Nilai tukar petani), rata-rata petani di Indonesia belum sejahtera. Pelengkahu et al. (2019) mengatakan bahwa petani tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah petani yang tidak memiliki pekerjaan lain. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara bahwa petani yang memiliki gaji Rp4.000.000 merupakan petani yang memiliki lahan pertanian berhektar-hektar yang membuat pendapatan tersebut mencukupi dan menutupi kebutuhan untuk kehidupan sehari hari. Namun narasumber yang memiliki gaji dibawah Rp3.000.000 dengan panen yang belum menentu setiap bulan ternyata tidak memiliki pekerjaan sampingan, dan hal inilah yang membuat dirinya merasa untuk tidak cukup dalam memenuhi.

Menurut Martinez (2003) yang menjadi indikator dalam kesejahteraan keluarga yaitu faktor kesehatan, faktor ekonomi, kehidupan keluarga yang sehat, pendidikan, faktor kehidupan bermasyarakat dan perbedaan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa pada responden terdapat responden yang kebutuhan sehari-hari nya kurang tercukupi sehingga hal ini kurang memenuhi indikator dari yang disebutkan. Kurangnya kecukupan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akan menjadi hambatan dalam upaya peningkatan pengembangan sumberdaya keluarga sehingga upaya peningkatan kesejahteraan keluarga akan terhambat. Selain itu pada masyarakat berpenghasilan rendah, pendapatan yang mereka peroleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need), bahkan kebanyakan mereka sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga kualitas hidup keluarga dirasakan semakin menurun dan hal ini berdampak negatif untuk kesejahteraan hidup mereka.

Strategi dalam mengatasi masalah kesejahteraan dalam keluarga sandwich yaitu meningkatkan pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan yaitu suatu proses yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat dalam proses pembangunan yang berlangsung secara dinamis sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan. Dari 5 responden terdapat 1 yang menambah kegiatan supaya mendapat penghasilan lebih sebagai kuli panggul pasar dan istrinya membuka warung untuk membantu suaminya dalam mendapatkan penghasilan tambahan. Cara berikut dapat meningkatkan kesejahteraan dalam keluarga sandwich karena adanya memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) dan kreatifitas.

Hasil wawancara dari kelima orang responden ditanya mengenai manajemen komunikasi, semua responden menerapkan manajemen komunikasi dengan cara berkumpul dengan keluarga. Kumpul bersama dengan keluarga dari masing-masing responden bervariasi ada yang melakukannya dengan frekuensi seminggu sekali karena pekerjaan utama sebagai di hatchery perikanan, dan setiap hari kumpul keluarga. Kegiatan yang dilakukan oleh lima orang responden ketika kumpul dengan keluarganya seperti makan bersama, menonton tv, ibadah bersama, dan berdiskusi. Kelima responden menjaga komunikasi dengan berkumpul setelah pulang dari pekerjaan yang dilakukan. Menjaga komunikasi dalam keluarga sangatlah penting meskipun masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan sendiri.

Menurut Rahmah (2018), Keluarga merupakan tempat pertama komunikasi diajarkan yang dimana setiap keluarga mempunyai pola komunikasi yang sendiri. Cara seorang anggota keluarga untuk berhubungan dengan anggota keluarga lainnya adalah bentuk komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam sebuah keluarga. Komunikasi dalam keluarga menjadikan tempat seseorang untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang diperlukan sebagai pegangan hidup. Menjaga komunikasi yang baik antara anggota keluarga sangat penting, karena komunikasi merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka akan menghambat perkembangan kepribadian dan perpecahan di dalam keluarga (Saragi dan Sari 2021). Pemahaman mengenai siklus keluarga dapat memberikan efek terhadap pemahaman pola komunikasi serta pengambilan keputusan dalam suatu keluarga.

Kesimpulan

Manajemen komunikasi keluarga petani pada keluarga sandwich dinilai masih terjalin dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi rutin antar anggota keluarga setiap hari maupun seminggu sekali. Adapun upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas komunikasi keluarga sandwich adalah dengan memunculkan sikap terbuka dan saling percaya satu sama lain. Dari hasil wawancara dengan narasumber, dapat kami simpulkan bahwa kesejahteraan keluarga petani pada keluarga sandwich tidak selalu tercukupi. Keadaan ekonomi yang selalu terhimpit, ditambah dengan kondisi orang tua yang semakin memburuk semakin membebani pikiran mereka. Keadaan ini juga yang mengharuskan mereka untuk memiliki pekerjaan sampingan dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan dan lebih memanfaatkan waktu dengan optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun