Mohon tunggu...
Larassaty FrisyaBaliansyah
Larassaty FrisyaBaliansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca komik, mendengarkan musik dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melangkah Bersama Wujudkan Indonesia Sehat, Mahasiswa KKN BBK 4 UNAIR Beraksi dengan KALASI (Kaotan Lawan Hipertensi)

26 Juli 2024   09:14 Diperbarui: 26 Juli 2024   09:32 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah mahasiswa Universitas Airlangga sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Belajar Bersama Komunitas (BBK) 3 yang ditempatkan di Desa Kaotan Kecamatan Blimbingsari. Pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan ini bertajuk "Kaotan Lawan Hipertensi" (KALASI) telah diselenggarakan pada hari Jumat, 12 Juli 2024 di Balai Desa Kaotan. Kegiatan ini berangkat dari kejadian hipertensi yang merupakan risiko utama penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Kejadian prevalensi hipertensi di Banyuwangi di daerah perkotaan cenderung naik 3 tahun terakhir ini, sedangkan tren sudah bergeser di usia muda produktif. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Desa Kaotan. Pak Kades (Moh Nur Hairi) menyampaikan bahwa kegatan ini penting sekali mengingat hipertensi bisa menjadi pemicu penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dll namun warga banyak yang tidak mengetahui atau kesadaran berobat yang masih rendah. Oleh karena itu pentingnya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan hipertensi mengingat penyakit ini sering terjadi tanpa keluhan namun diam-diam menyebabkan kematia mendadak para penderitanya sehingga dijuluki sebagai the silent killer.

Tim mahasiswa KKN-BBK 3 Universitas Airlangga memberikan penjelasan tentang apa itu hipertensi, faktor risiko hipertensi, gejala awal yang muncul, pencegahan dan penanganan berbasis individu maupun komunitas, dan komplikasi yang terjadi jika tidak ditanggulangi. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat dikendalikan pada batas normal untuk memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Faktor risiko mayor umumnya adalah pola makan tidak tepat (kaya garaman/MSG/asin, suka mengonsumsi makanan tinggi lemak tidak diiringi dengan air, buah, sayur dalam porsi yang cukup) serta gaya hidup kurang gerak (sedentary life style). Selain itu stress, merokok, minum kopi, stress kurang tidur sebagai risiko tambahan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah menerapkan pola hidup CERDIK dan PATUH yaitu (Cek Kesehatan Berkala, Enyahkan Asap Rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress) serta bagi penderita melakukan (Periksa kesehatan rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktifitas fisik dengan aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik).
Edukasi kesehatan selanjutnya dirangkaikan dengan pemeriksaan kesehatan bertujuan untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan warga dan memberikan tindakan preventif yang diperlukan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, cek glukosa, cek asam urat, dan cek kolesterol. Hasil pemeriksaan kesehatan segera ditindaklanjuti dengan pemberian obat bagi mereka yang membutuhkannya. Peserta mendapatkan kesempatan berkonsultasi dengan tenaga medis yang ada. Konsultasi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan lebih detail mengenai hasil pemeriksaan dan memberikan saran-saran medis yang perlu diikuti oleh peserta.
 
Kegiatan KALASI ini dihadiri oleh 52 warga Desa Kaotan yang sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Partisipasi aktif warga menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Para warga terlihat bersemangat dan penuh perhatian selama sesi edukasi serta mengikuti pemeriksaan kesehatan dengan tertib. Banyak warga yang merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini. Diantara 52 orang yang diperiksa, sebanyak 73,08% terkena hipertensi didominasi oleh lansia dengan usia termuda yaitu 40 tahun. Dukungan keluarga dan kepatuhan berobat sangat penting untuk mengelola penyakit ini. Keberlanjutan kegiatan ini adalah Kader Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) Posbindu PTM dapat melakukan pemantauan kepada warga setempat dengan cara skrinning hipertensi untuk menemukan kasus secara aktif maupun pasif. Pemeriksaan kesehatan gratis yang diberikan sangat membantu dalam mendeteksi kondisi kesehatan mereka sejak dini. Pemberian obat dan konsultasi juga memberikan rasa tenang dan panduan yang jelas bagi warga yang membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Kegiatan pengabdian masyarakat KALASI "Kaotan Lawan Hipertensi" oleh mahasiswa KKN-BBK Universitas Airlangga di Desa Kaotan merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.


Kegiatan ini merujuk pada SDG 3 yaitu Good Health and Well Being yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan yang baik. Sasaran ini menekankan pentingnya memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan di semua usia. Menangani hipertensi sangat penting untuk mencapai target SDG 3, khususnya yang terkait dengan pengurangan PTM dan peningkatan kesehatan mental. Hal ini memerlukan pendekatan holistik yang mencakup akses layanan kesehatan, kesadaran gizi, pengentasan kemiskinan, dan inisiatif pendidikan untuk mendeteksi, mengobati, dan mengendalikan hipertensi sehingga program kesehatan dapat tercapai dan ada kemajuan signifikan dalam mewujudkan beberapa goal SDG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun