Inovasi alat pengolahan limbah pindang yang dibuat oleh Bapak Dani, dosen Universitas Negeri Malang (UM), telah membawa angin segar bagi pengusaha pindang di Desa Watulimo. Alat ini dirancang khusus untuk mengolah limbah pindang agar tidak mencemari lingkungan, terutama sungai yang berada di sekitar area produksi.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UM turut berperan aktif dalam memperkenalkan dan menjelaskan cara penggunaan alat ini kepada pemilik usaha pindang di Desa Watulimo. Para mahasiswa, dengan semangat dan antusiasme, memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pengolahan limbah yang baik dan benar guna menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan adanya alat pengolahan limbah pindang ini, diharapkan para pengusaha pindang di Desa Watulimo dapat beroperasi dengan lebih ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dengan menjaga kebersihan sungai dan lingkungan desa. Inisiatif ini menjadi contoh konkret kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam menghadirkan solusi inovatif untuk masalah lingkungan.
Langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Desa Watulimo berharap inovasi ini dapat terus berkembang dan diadopsi oleh lebih banyak pengusaha pindang, sehingga masalah pencemaran limbah dapat diminimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H