Desa Gempol, Klaten (2/11/22) - Sampah merupakan salah satu permasalahan dalam masyarakat yang tak kunjung usai. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga.
Berdasarkan jenisnya, 39,8% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. Sampah plastik berada di urutan berikutnya karena memiliki proporsi sebesar 17%.
Sampah yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga ini lama kelamaan akan berdampak buruk bagi lingkungan apabila dibiarkan begitu saja dan tidak dikelola dengan baik.
Sama halnya yang terjadi di Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga sehari-hari masyarakat ini cukup meresahkan dan seringkali menyebabkan banjir di beberapa dusun. Pembuangan dan pengelolaan sampah yang belum terintegrasi dengan baik menyebabkan permasalahan sampah ini terus terjadi di Desa Gempol.
Oleh karena itu, KKN Tematik UNDIP di Desa Gempol yang mengusung tema “Penguatan Ekowisata Agrotechnopark di Desa Gempol Kabupaten Klaten Berbasis Konservasi, Inovasi, dan Kearifan Lokal” dilaksanakan dengan harapan dapat membantu mitra yaitu Omah Limbah untuk dapat mengintegrasikan visi dan pandangan masyarakat Desa Gempol untuk dapat mengelola limbah rumah tangga masing-masing dengan lebih baik lagi.
Omah Limbah yang diprakarsai dan diketuai oleh Bapak Eddy Nugroho serta dikelola bersama Ibu Ponirah ini sudah berjalan selama lebih dari dua tahun terakhir untuk mengambil sampah rumah tangga warga Desa Gempol yang selanjutnya digunakan untuk budidaya maggot. Maggot yang merupakan larva dari lalat black soldier fly (BSF) dikenal sebagai salah satu pengurai sampah organik dan sisa makanan terbaik.
Bangunan Omah Limbah yang ada saat ini sudah dipergunakan untuk aktivitas pemilahan sampah dan budidaya maggot dengan waktu yang cukup lama. Kondisi bangunan eksisting dapat dikatakan cukup tidak layak untuk kegiatan dengan skala yang lebih besar lagi.
Kementerian Lingkungan Hidup dikabarkan akan memberikan dana yang cukup untuk pembangunan kembali Omah Limbah ini. Namun, fungsi dari Omah Limbah yang akan dibuat besok akan lebih lengkap dan lebih kompleks lagi.
Area Omah Limbah tersebut akan terdiri dari bangunan kantor, TPS, budidaya maggot, pertanian, dan perikanan. Rancangan TPS 3R Omah Limbah yang baru ini perlu dibuat dengan memperhatikan kaidah-kaidah arsitektur yang benar agar bangunan tersebut dapat digunakan secara layak dan produktif.
Belum adanya design secara resmi dan jelas menjadi salah satu hambatan dalam pembangunan TPS 3R tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tematik UNDIP membantu untuk mengerjakan rancangan design dari TPS 3R Omah Limbah.