Mohon tunggu...
Larasati Agustina Rahayu
Larasati Agustina Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tri Hita Karana: Konsep Keharmonisan, Sejarah, Kebahagiaan Berbasis 5 W& 6SA, Filsafat Hidup, Kearifan Lokal, dan Kepemimpinan

25 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   22:01 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Tri Hita Karana dan Esensi Keharmonisan

Tri hita karana sebagai filosofi kehidupan mencerminkan tentang kebahagiaan, kemakmuran dan kedamaian yang dapat dicapai ketika terjadinya hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia dan alam semesta. Tri Hita Karana berasal dari Bahasa Sansekerta dengan akar kata tri (tiga) dan hita (kebahagiaan), karana (penyebab). Jadi Tri Hita Karana adalah tiga penyebab terjadinya kebahagiaan akibat adanya keseimbangan dan keharmonisan hubungan (Peters dan Wisnu, 2013). Terdapat tiga bagian Tri Hita Karana yaitu: (Parhayangan), yaitu hubungan harmonis dengan Tuhan. Parhyangan menegaskan bahwa manusia diharapkan senantiasa menghaturkan sujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya. (Pawongan), yaitu hubungan harmonis dengan sesama manusia. Pawongan menekankan hubungan yang harmonis antarsesama manusia yang dapat diwujudkan dalam hubungan dalam keluarga, hubungan dalam persahabatan, maupun hubungan dalam pekerjaan (Palemahan), yaitu hubungan harmonis dengan alam lingkungan. Palemahan menekankan hubungan antara manusia dengan alam, mencangkup tumbuh-tumbuhan, binatang, dan lainnya.Ketiga hubungan yang harmonis itulah yang diyakini akan membawa kebahagiaan, kerukunan, dan keharmonisan dalam kehidupan.adapun prinsip-prinsip harmoni yaitu Keragaman status dan peran (Sesana manut linggih) ,Komplementer ,Rukun ,Hormat ,Kasih Sayang ,Saling Ketergantungan Positif (Cakra Yadnya) dan  aapun Nilai-Nilai THK Parhyangan Nilai kebenaran (satyam ), pawongan  Nilai kebajikan (siwam),dan Palemahan Nilai keindahan (sundaram).

2. Sejarah THK dan THK pada Agama Agama Formal

Sejarah THK dan THK pada Agama Agama Formal meliputi : Embrio THK, Pengaruh Hindu dan Lahir THK. Trikotomi Embrio THK pada Era Prasejarah 1) Hubungan harmonis antara manusia dengan roh leluhur/ nenek moyang. 2) Hubungan harmonis dengan sesama. 3) Hubungan harmonis dengan lingkungan alamnya. Pengaruh Agama (Hindu) terhadap trikotomi masyarakat prasejarah Masuknya agama Hindu ke Bali (Nusantara), menyebabkan terjadinya Hinduisasi terhadap trikotomi masyarakat prasejarah, khususnya pada hubungan harmonis dengan roh leluhur ditambahkan dengan Tuhan dan sinar sucinya (Dewa). Lahirnya istilah Tri Hita Karana Istilah THK dicetuskan pertama kali oleh Dr. I Wayan Merta Suteja pada pada Konferensi Daerah I Badan Pekerja Umat Hindu Bali di Perguruan Dwijendra Denpasar, tanggal 11 November 1966. Konferensi itu dilaksanakan berdasarkan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa guna mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila.

3. Kebahagiaan berbasis 5 W& 6SA, dan Tiga Pilar Kebahagiaan

5W Standar minimun kesejahtraan Waskita, Waras, Wisma ,Wastra dan Ware. Dan Prinsip Enam Sa Psikologi Hidup Bahagia dari Ki Ageng Suryomentaram Sabutuhe (sesuai dengan kebutuhan utama) Sakperlune (seperlunya untuk memenuhi kebutuhan Sacukupe (secukupnya untuk memenuhi kebutuhan) Sabenere (mengikuti aturan) Samestine (mendapatkan sesuatu denganbenar ) Sakpenake (sepantasnya, senyamannya). Hasil penelitian pisikologi sosial menyebutkan ada 3 pilar utama kebahagiaan seseorang yaitu Having a good family Life, Having a good job dan Having good frends and community.

4. THK sebagai  Filsafat dan Kearifan Lokal

Local genius adalah kemampuan mengolah dan memadukan berbagai pengetahuan dan kebudayaan. Tujuan hidup manusia terkait THK Mewujudkan harmoni teologis, sosial, dan ekologis. 2. Memberikan kemudahan dan/atau mendukung pencapaian tujuan hidup manusia (Tri Warga), yaitu mewujudkan kebajikan dan/atau berpegang teguh pada kebajikan untuk meraih kekayaan dan memenuhi keinginan. 3. Menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan dan meraih Kebahagiaan dalam bentuk surga, moksha, atau nirvana. Istilah filsafat pertama kali diungkapkan oleh Phytagoras, Filsafat berasal dari kata philos atau philia = cinta sophia = kebijaksanaan, kearifan. PHYLOSOPHY Menjadikan THK sebagai filsafat hidup menimbulkan kewajiban untuk menjadikan diri manusia yang bijaksana -- sebagai homo sapiens. Mengacu pada THK, ada tiga macam pengalaman hubungan manusia dengan antar sesaman manusia dan dengan lingkungan alam .THK sebagai Filsafat Hidup:  THK sebagai filsafat sama dengan sikap hidup,mengacu pada metode, kelompok persoalan ber[1]parhyangan, ber-pawongan, dan ber-palemahan, n kelompok teori atau sistem pemikiran, mengacu kepada analisislogis, n usaha untuk memperoleh pendangan yang menyeluruh, asas kerohanian, konsepsi dasar, pandangan hidup berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial,dan a filsafat kritis. Tri Hita Karana Dibentuk oleh Manusia terdiri dari beberapa Tahapan : 1.pemahaman ,2 contoh ,3 pembiasaan,4 kontrol. KEARIFAN LOKAL THK : ) Kearifan Lokal Teologis (Kearifan Lokal Parhyangan)Kearifan Lokal Ekologis (Kearifan Lokal Palemahan) Kearifan Lokal Sosial (Kearifan Lokal Pawongan) Kearifan Lokal Teologis (Kearifan Lokal Parhyangan).

5. Tri Hita Karana Sebagai Etika Kepemimpinan 

Tri Hita Karana Sebagai Etika Kepemimpinan Tri Hita Karana berasal dari kata tri yang berarti tiga, hita yang berarti kebahagiaan, dan karana yang berarti penyebab, yang terdiri dari hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhannya (Parahyangan), manusia dengan sesama manusia (Pawongan), dan manusia dengan lingkungannya (Pawongan) Kitab Atkarvaveda XIX.9.1 "Santa dyuh santa prthivi, Santam idam urvantariksam, Santa udan vatir apah, Santa nah sautu osadih", Artinya: Semoga langit penuh damai, semoga bumi bebas dari gangguan- gangguan, semoga suasana lapisan udara yang meliputi bumi yang luas menjadi tenang, semoga perairan yang mengalir menyejukkan dan semoga suasana tanaman dan tumbuhan menjadi bermanfaat untuk kami. ASTA BRATA delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yang akan dinobatkan menjadi raja Ayodya. 1.Indra Brata 2.Yama Brata 3.Surya Brata 4.Candra Brata 5.Vayu Brata 6.Bumi (kuwera) Brata 7.Varuna Brata 8.Agni Brata. Tiga dalam diri pemimpin:  1 Parahyangan Dalam Diri Seorang Pemimpin,2 Pawongan Dalam Diri Pemimpin,dan Palemahan Dalam Diri Pemimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun