Mohon tunggu...
Laras Sitoayu
Laras Sitoayu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Peneliti

Muda MULIA, Tua KAYA RAYA, Mati MASUK SURGA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Citra Tubuh Negatif, Penyebab Masalah Gizi Remaja

9 Desember 2021   11:32 Diperbarui: 9 Desember 2021   11:41 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak mengherankan jika saat ini tumbuh kembang remaja banyak menjadi sorotan, baik di media massa maupun sosial media. Remaja menjadi salah satu pintu gerbang masuknya pengaruh budaya asing mulai dari cara berpakaian, bertingkah laku maupun mengonsumsi makanan dan minuman. Seringkali remaja mengikuti arus dari lingkungan sekitar yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan dan tingkah laku mereka sehari-hari.

Tidak jarang pula remaja yang mengikuti trend kekinian dalam memilih makanan yang dikonsumsinya dan melakukan gaya hidup. Apalagi mengikuti gaya artis idola yang sekarang sedang digandrungi seperti artis korea, hal ini sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan dan tingkah laku remaja.

Tidak jarang remaja memiliki persepsi negatif terhadap citra tubuhnya karena tidak siap menerima informasi dan pengaruh lingkungan tersebut. Misalkan sering ditemukan remaja yang tidak puas dengan bentuk tubuhnya, merasa selalu terlihat gemuk padahal memiliki status gizi normal, demi mengikuti proporsi tubuh sang idola atau sebaliknya karena gemuk dan tidak bisa seperti artis idolanya akhirnya memiliki persepsi tubuh negatif dan mencoba diet yang salah.

Uniknya, persepsi citra tubuh yang negatif ini diperkuat dengan pengaruh lingkungan sekitar untuk terus mengonsumsi makanan kekinian, sehingga menambah masalah gizi pada remaja. Umumnya remaja perempuan lebih mudah mengikuti perkembangan mengenai makanan yang saat ini sedang update untuk dikonsumsi, sedangkan remaja laki-laki cenderung lebih cuek.

Namun, tidak menutup kemungkinan remaja laki-laki pun ikut terpengaruh karena perkembangan jaman yang luar biasa cepatnya. Yang menjadi masalah adalah kebanyakan makanan yang gencar dipromosikan saat ini adalah makanan cepat saji, dengan tinggi lemak, gula dan garam atau bahkan diet tertentu yang jauh dari gizi seimbang, sehingga akan berdampak negatif pada saat dewasa nanti seperti terkena penyakit degeneratif atau kurang gizi. Selain itu persepsi citra tubuh yang baik dikalangan remaja adalah yang kurus, putih, langsing seperti idola mereka. Sehingga apapun caranya dilakukan demi tampak ideal seperti sang idola. Padahal belum tentu benar dan mencukupi kebutuhan gizi seorang remaja.

Berbicara mengenai gizi pada remaja, berarti seperti membahas podasi dasar yang dapat mengantarkan remaja untuk dapat hidup sehat di masa yang akan datang. Remaja perempuan biasanya mengalami pertumbuhan lebih cepat dan pesat dibandingkan remaja laki-laki (peak bone) yaitu sekitar usia 11 tahun hingga 14 tahun. Dimana pada saat itu pertumbuhan sangat pesat dan butuh asupan zat gizi untuk menunjang pertumbuhannya.Pada usia tersebut sebagian remaja perempuan mengalami menstruasi pertama kali yang artinya membutuhkan asupan zat besi dan asam folat yang cukup. Zat besi penting untuk pembentukkan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah, sedangkan asam folat penting untuk pembentukkan DNA dan metabolisme asam amino dalam tubuh. Sebagai calon ibu di masa depan tentunya dua zat gizi ini penting sebagai persiapan hamil dan melahirkan.

Sedangkan untuk remaja laki-laki, percepatan pertumbuhan terjadi pada usia 15-18 tahun, yang tadinya memiliki perawakan lebih kecil dan polos dibandingkan remaja perempuan, tiba-tiba memiliki tinggi badan dan berat badan menyusul, biasanya dibarengi oleh pecahnya suara dan adanya ciri-ciri perkembangan seksual.

Pada masa ini, remaja laki-laki sangat butuh asupan protein, kalsium dan kalori yang dapat menunjang percepatan pertumbuhan. Kurangnya asupan bergizi pada remaja laki-laki dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan seperti tinggi badan yang kurang (perawakan pendek), gizi kurang dan adanya keterlambatan maturasi seksual.

Selain zat gizi tersebut, masih banyak zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja seperti asupan energi, zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (kalsium, zat besi, seng, vitamin A, vitamin E, Asam folat, dan serat).

Semua zat gizi tersebut penting dimasa percepatan pertumbuhan pada remaja. Artinya, jika masa remaja terlewati dengan kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, apalagi akibat dari persepsi citra tubuh yang negatif, bisa dibayangkan mereka akan tumbuh menjadi dewasa dengan berbagai dampak negatif yang mengintai. Banyak orang menganggap remeh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan persepsi citra tubuh negatif remaja, padahal remaja merupakan penentu masa depan bangsa. Yang dalam hitungan waktu, diam-diam tak terasa sudah tumbuh menjadi dewasa. (LS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun