Bakar uang, istilah yang tidak asing terdengar di tengah kasus banyaknya startup yang melakukan layoff pada karyawannya. Lantas, apa yang dimaksud dengan bakar uang?
Apa yang Dimaksud dengan Bakar Uang?
Bakar uang merupakan salah satu karakteristik startup. Istilah bakar uang adalah mengacu pada aktivitas pemasaran atau marketing yang dilakukan memberi diskon, cashback, dan penawaran lain secara besar-besaran agar pengguna tetap menggunakan layanan tersebut. Adapun alasan startup banyak melakukan bakar uang sebagai strategi bisnis mereka dikarenakan beberapa hal:
- Agar dapat bertahan di industri bisnis dalam jangan waktu yang lama, melihat kini banyak startup baru bermunculan.
- Efektif memperbesar pangsa basar, sehingga ketika pangsa pasar meningkat maka permintaan juga akan meningkat.
- Menarik investor, jadi jika portofolio startup semakin menarik investor, maka akan mempermudah juga investor menginvestasikan dana tersebut pada startup.
Namun, apakah bakar uang cukup efektif dilakukan startup?
Bakar uang startup sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, namun jangan terlalu sering. Disarankan bakar uang seharusnya dilakukan startup saat sudah mengalami pertumbuhan, unit ekonomi bisnis yang masuk akal, serta memiliki fokus serta target yang jelas ingin diraih.
Baca juga: Kenapa Startup Sering 'Bakar Uang'? Seberapa Efektif Sebenarnya Cara Tersebut?
Tujuan Strategi Bakar Uang Startup
Lantas, sebenarnya apa sih tujuan dari strategi bakar uang startup?
Pertama, meningkatkan awareness. Bakar uang startup digunakan untuk mencuri perhatian pasar sehingga dengan nantinya banyak promo yang diberikan, maka banyak pengguna yang akan tahu.
Kedua, menambah jumlah pelanggan. Dengan bakar uang, julah pelanggan pun akan meningkat sehingga mempengaruhi peluang transaksi yang meningkat pula.
Ketiga, meningkat loyalitas pelanggan. Sebab, dengan bakar uang melalui potongan harga, cashback dan gratis ongkir bisa menjadi salah satu cara meningkatkan loyalitas pelanggan.
Keempat, membuka peluang investasi tambahan. Tingginya awareness akan mempengaruhi reputasi dari startup itu sendiri. Semakin perusahaan memiliki value yang positif, maka investor tentu akan bertarik yang menamankan modalnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!