Mohon tunggu...
Laras silvy dwi saputri
Laras silvy dwi saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - silvy

memenuhi tugas-tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman Buatlah Pembelajaran untuk Masa Depan, Semangat ialah Kuncinya

23 Oktober 2021   08:20 Diperbarui: 15 November 2021   10:54 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai...

sedikit nih cerita tentang aku dan kehidupanku. Aku memiliki 3 saudara , aku memang terlahir dari anak orang biasa dan hanya dibesarkan oleh seorang ibu, ibukku banting tulang sejak kecil untuk keluarga, dengan tekat yang berani an sifatnya yangpekerja keras beliau pergi ke negri orang untuk memenuhi kebutuhan kami. dengan berat hati beliaupun meninggalkan kami dan kami pun diasuh oleh nenek . 

17 tahun sudah berlalu, ibuku pulang dan kami pun hidup bersama, awal rasa canggung memang menyertai, tetapi dari sinilah akumulai merasakan sedikit rasa cinta dari orang tua, ibuku sosok yang sangat tegas pada anaknya, dulu aku pernh mengira sebenarnya aku itu anaknya atau bukan karena beliau sngat keras kepadaku . ternyara lambat laun aku terbiasa dengan sifat ibuku dan aku mulai memahami apa maksud semua ini. dan ternyata dibalik semua ini, inuku sangat sayang kepada anak-anaknya, beliau keras karena beliau ingin mendidik anaknya supaya tidak berani dengan orang tua, supaya bisa menghargai semua perjuangannya demi msa depan anak-anaknya . Aku sangat termotivasi oleh ibuku.

Walau aku hanya dibesarkan oleh sorang ibu tapi aku juga bisa merasakan rata seperti teman-temanku, walaupun itu sedikit berbeda, semua kebutuhanku dipenuhi oleh ibuu mulai dari fasilitas, pakaian, pendidikan semua dilengkapi oleh sosok yang luar biasa, begitu besar pengorbanannya. dalam hati kecil memang merindkan sosok ayah, namu dengan keadaanyang seperti ini aku cuma bisa menahan. kami memang tidak pernah ketemu namun suatu hari kami dipertemukan dan karena kami ada probblem kami pun kembali lost kontak.

Aku memang tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang Mahasiswa. tapi takdir yang membuat ini semua, ada sosok yang begitu baik dengan keluargaku, denganku dan dengan saudara-saudaraku. Karna beliaulah aku bisa merasakan menjadi seorang Mahasiswa.  beliaulah yang membiayai pendidikanku ini. aku hanya berdoa semoga beliau diberi umur yang panjang, rexeki yang melimpah juga kesehatan dan semoga beliau bisa melihat aku esok memakai baju toga menjadi seorang sarjana. Impian yang begitu bersa untukku. 

ibu penah berpesan '' hanya kamu harapan ibu, semoga kamu bisa menjadi orang yang sukses, bisa membuktikan orang yang telah menghina dan meninggalkanmu ,kamu pasti bisa mewujudkan semua cita-citamu, sekolah yang beneran ,jangan sampai menyeoelekan apa yang sudah ada . walau kamu kamu harus jauh disana ingat tujuanmu disana apa. doa ibumu selalu menyertaimu.''

Seketika aku salu berfikir dan berfikir, kadang aku juga takut jika membayangkan suatu hal yang tidak pantas untuk dibayangkan terjadi padaku.Disaat aku mulai malas-malasan atau kurang bersemangat mengerjakan tugas- ugas yang diberikan aku selalu mengingat pesan ibuku dam pengalaman- pengalaman yang sudah terjadi pada diriku. aku tidak benci pada orang namun aku berfikir seperti aku itu tidak ada dalam kehidupannya. itulah patokan semangatku untukmenuntun ilmu, belajar dan belajar. Aku harus bersemangat demi kebahagiaanku dan impian orang tuaku. walau bebanku bebanku berat, aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya namun aku akan tetap berusaha selalu demi masa depanku dan aku yakin aku pasti berhasil.

Harapanku semoga perkulihanku lancar dan aku bisa lulus menjadi seorang sarjana, memiliki masa depan yang cerah, an mampu mewujudkan mimpi orang tuaku. Amiin....

sukses selalu untuk para pejuang masa depan. 

Nama : Laras Silvy Dwi Saputri
Nim : 2130021021
Prodi : S1 kesehatan Masyarakat
Universitas Nahdlotul ulama' Surabaya
Tugas UTS Bahasa Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun