Mohon tunggu...
Laron Arifah
Laron Arifah Mohon Tunggu... Guru - Guru di daerah pelosok negeri

Seorang putri kampung yang berhasil menempuh pendidikan... memiliki beragam pikiran-pikiran unik untuk dituangkan. Feel free to discuss!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Predikasi Primer & Sekunder dalam Hal Yesus

28 September 2024   22:38 Diperbarui: 28 September 2024   22:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini saya sedang memelajari filsafat islam. Salah satu pembahasan mengenai predikasi umum vis a vis predikasi primer. Dua hal ini yg menjadi perhatian saya minggu ini.Predikasi umum vis a vis primer. "Bola itu berputar di dekat loteng." Berputar adalah predikasi dari bola. Saat kita mempredikasi sesuatu, sesuatu itu haruslah suatu keberadaan. Meja itu berdiri di atas lantai. Mobil itu dicat berwarna hitam. Dan lain2. Pertanyaannya sekarang, bisakah ketiadaan itu dipredikasi? Contoh, "ketiadaan dipenuhi kehampaan tanpa sesuatu apapun" 'dipenuhi' adalah predikasi untuk 'ketiadaan'.

Apakah 'ketiadaaan' itu wujud riil? Tentu tidak. Tiada wujud yg disebut 'ketiadaan' mau itu wujud mental atau wujud eksternal. Jawaban para Filsuf muslim, sesuai hukum logika adalah: segala sesuatu yang tidak wujud, tidak bisa dipredikasi. Lha terus gimana halnya dengan ide / konsep 'ketiadaan'? "Ketiadaan dipenuhi..." Tuh kan bisa aja kita predikasi? "Dipenuhi" adalah predikasi wujud, bukan non-wujud / ketiadaan. Jika begitu apakah "ketiadaan" itu wujud? Jelas2 bukan, tapi toh bisa aja kita predikasi.

Jawabnnya terletak pada predikasi umum dan predikasi primer. "Ketiadaan" dimungkinkan "dipenuhi" dalam pengertian predikasi primer, artinya ia adalah predikasi yang tidak ada di realita, namun dibuat oleh pikiran untuk memahamkan kita akan non-wujud (ketiadaan) itu sendiri. "dipenuhi" bukanlah predikasi umum bagi "ketiadaan". Bahkan secara konsep ketiadaan itu sendiri pun tidak ada!

Secara singkat, "ketiadaan dipenuhi kehampaan" adalah benar jika dipahami dalam konteks predikasi primer. Nah, hal ini memecahkan persoalan Trinitas Kristen. "Yesus adalah anak Tuhan" benar dalam konteks predikasi primer. Dengan kata lain "anak Tuhan" bukanlah sesuatu yang nyata ada di realita dimana melekat sebagai kuiditas Yesus. Predikasi "anak Tuhan" diciptakan pikiran tuk memudahkan kita memahami Yesus, Tuhan dan hubungan Yesus terhadap Tuhan serta Tuhan terhadap Yesus. Yang sebenarnya terjadi di realita atau dalam konteks predikasi umum "Yesus adalah (manifestasi sempurna) Tuhan". Yesus adalah manifestasi sempurna Tuhan. "manifestasi sempurna" merupakan predikasi umum dari kuiditas yang betul2 riil melekat pada Yesus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun