Mohon tunggu...
Hans
Hans Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ilmu Pengetahuan

Anak Rantau yang sedang mempersiapkan masa depan cerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Contoh Penerapan Nilai-nilai Pancasila di Selatan Provinsi Sumatra Selatan

5 Mei 2020   20:23 Diperbarui: 6 Mei 2020   20:55 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memang  terkenal dengan keberagamanya yang khas dan bermacam-macam mulai dari adat-istiadat, agama, suku dan lain-lain yang mungkin masyarakat umum juga tau, hehehe.

Sungai Bal yang dikelilingi oleh perbukitan hutan lebat nan hijau
Sungai Bal yang dikelilingi oleh perbukitan hutan lebat nan hijau

Yuk kenalin, ini dia tempat yang membuat saya banyak menciptakan kenangan-kenangan indah di masa kecil saya yaitu desa Pasenan, alamat lengkapnya berada di kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas (STL Ulu Terawas), kabupaten Musi Rawas, provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Namanya memang tidak terkenal seperti desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau desa Argapura kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang mereka terkenal dengan keindahannya, walaupun begitu desa saya juga punya pemandangan indah dengan bukit-bukit yang dihiasi hutan lebat yang hijau nan rindang dan air terjun jerni nan segar di hulu sungai Bal.

"Perahu Ketek (biduk)" Maudy's

Desa Pasenan memiliki penduduk sekitar 2.000 sampai 3.000, dengan 3 kampung di dalamnya. Saya perhatikan masyarakat desa Pasenan dalam penerpan nilai-nilai pancasila Insya Allah baik seperti yang diharapakan para pendiri bangsa kita.

Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-1, masyarakat desa Pasenan semuanya beragamakan Islam, dalam pengamalannya kami melaksanakan syariat islam dengan baik Insya Allah, mulai mendirikan dua masjid dan satu musholla, menghormati para guru agama, dan kalau hari raya islam maka semuanya bersemangat menyambut dan mempersiapkan kedatangannya. Dulu waktu saya belajar agama khusunya belajar ngaji itu biasanya dididik penuh ketegasan, disiplin yang ketat, walau kelihatan keras namum ilmu yang diajarkan guru saya masih nempel di kepala dan berkah hingga sekarang. Misal ditanya toleransikah kami dengan agama lain? Jawabanya Insya Allah kami toleransi dengan saudara kami yang non-muslim, mungkin kami akan merasa aneh atau heran dengan orang tersebut, ini dikarenakan letak desa Pasenan cukup terisolasi dengan desa-desa yang lain, tapi semua teknologi, jalan akses ke sana, dan lain-lain tetap maju dan berkemabang.

Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-2, masyarakat desa Pasenan sampai sekarang masih sangat menghormati hak-hak kemanusian orang lain, sampai sekarang kasus pembunuhan dan perkelahian atau pertengkaran masih susah di ditemukan dari saya kecil. Biasanya jika ada warga yang membutukan sesuatu kepada warga yang lain maka akan dibantu dengan senang hati.

Penerapan nilai-nilai yang terkangdung dalam sila ke-3, masyarakat desa Pasenan dalam hal persatuan sangat diancungi jempol, ini kita bisa lihat dari kebiasan bersama-sama dalam membangun desa. Saya teringat dahulu sekitar pada tahun 2003, sebelum desa kami masuk listrik maka masyarakat kami bergotong-royong mengadakan mesin genset agar desa kami ada listrik. Walaupun hanya bisa untuk 1 atau 2 bola lampu penerangan per-rumah saja, itu sangat disyukuri oleh kami dahulu. Sebelum mesin genset masuk kami biasanya hanya memakai lampu dari kaleng susu yang dikasih sumbu dari pakaian bekas  dan minyak tanah. Selanjutnya ada lagi kegiatan gotong-royong dalam membangun atau memperbaiki sekolah kami SD N Pasenan diantaranya setiap hari jum’at atau sabtu kami siswa-siswi selalu kerja bakti seperti potong rumput, buat kebun di belakang sekolah sampai di pinggir sungai Bal, mengambil pasir dari sungai untuk pengecoran sekolah, setiap wali siswa-siswa diwajibkan membuat pagar sekolah sepanjang 2 meter dari kayu dengan gaya bentuk khas masing-masing wali siswa-siswi, para pemuda-pemudinya bergotong royong dalam pembuatan lapangan sepakbola di daerah timur desa dari memotong pohon dan rumput sampai pembutan tiang gawang dari pohon atau bambu, selanjutnya kalau listrik desa kami mati karena kabelnya ditimpah pohon dan air pam kami dari sungai Tekoyung yang mata airnya dari bukit Catur maka semua warga biasanya bahu-membahu memperbaiki itu semua disamping ada arahan dari petugas  yang berwenang dan petugas PLN.

Penerapan nilai-nilai yang terkangdung dalam sila ke-4, masyarakat desa pasenan biasanya bermusyawarah di balai desa seperti mengenai pengembangan sumber daya alam (pertanian karet, padi, kebun sayur-sayuran dan lain-lain) atau sumber daya manusia (bantuan dari pemerintah pusat), maka kepala desa akan membicarkannya dengan warga di sana.

Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-5, mayarakat kami dalam berkeadilan mengenai antar warga sangat baik, ini bisa dibuktikan melalui kesadaran sosial yang tinggi. Kalau ada anak warga berkelahi maka orang tuanya tidak mengadili anak orang lain tapi mengadili anak sendiri dan menganggap anaknya lah yang bersalah, serta tidak perlu menyalahkan anak orang orang lain. Sehingga para orang tua memiliki tenggang rasa yang tinggi dengan warga lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun