Mohon tunggu...
Robert Sinaga
Robert Sinaga Mohon Tunggu... Nelayan -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merokok & Nasionalisme

9 Maret 2012   21:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:17 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktivitas merokok oleh sebagian masyarakat merupakan sesuatu yang negatif, sedangkan bagi yang lain, bukanlah masalah. Buktinya, walaupun terus diperingatkan, baik dari para elit kesehatan, sosial, ekonomi, atau bahkan elit politik , aktivitas merokok selalu mendapat tempat di masyarakat. Dalam hal ini, merokok relatif dapat dikatakan memiliki dampak negatif.

Seperti dikutip pada FAKTAILMIAH.com, dalam jurnal Neurology (10/ 03/ 2010), ditunjukkan bahwa resiko menderita parkinson berkurang untuk perokok jangka panjang. Dalam jurnal Neuron, 2007, ditunjukkan bahwa kandungan nikotin dalam rokok justru meningkatkan ingatan dan fokus. Pada Maret 2001, Lembaga Penelitian Kanker Nasional menemukan kalau resiko sindrom Karposi menurun pada perokok tetap. Tau ga sindrom Karposi apaan? Toss! Dari hasil penelitian yang dipublikasikan pada 1998 dalam Journal of the National Cancer Institute, ditunjukkan bahwa pada wanita dengan mutasi gen tertentu, resiko kanker payudara justru berkurang jika mereka merokok.

Menurut artikel di Journal of The American Medical Association, penyakit kanker usus, ulcerative colitis, 30 sampai 50 persen lebih besar berpotensi menyerang nonperokok. Menurut penilitian Dr. James Le Fanu di AS, perokok mempunyai resiko 50 persen lebih sedikit terkena penyakit alzheimer. The New England Journal of Medicine tahun 1985 menulis, perokok yang terkena kanker endometrik kandungan 50 persen lebih sedikit daripada non perokok. Hebat bukan?

Pemerintah juga mencatat pendapatan dari cukai rokok sebesar Rp 65 triliun sejak Januari hingga 15 November 2011. Jumlah tersebut merupakan 95 persen dari penerimaan cukai yang sudah terkumpul, sekitar Rp 68,075 triliun. Sisanya, Rp 3,075 triliun, berasal dari cukai minuman beralkohol.

Ada anggapan bahwa kampanye anti rokok yang gencar dilakukan Barat merupakan akal-akalan dalam menekan ekonomi Indonesia. Tidak dipungkiri, pada tahun 2004, Indonesia terancam tidak mendapatkan bantuan dari WHO kerena pemerintah belum meratifikasi Konvensi Internasional Pengendalian Tembakau (FCTC). Selain itu, tentu dicemooh dari sisi pergaulan internasional. Untuk ini, lagi-lagi bantuan asing dan pergaulan internasional yang menjadi penyebab. Padahal kita tahu minuman keras seperti vodka, whisky JD, all variant Jhonnie Walker, yang sama-sama mempunyai efek buruk, tidak dipermasalahkan. Industri rokok juga merupakan salah satu aset yang turut membantu membangun bangsa, baik dibidang ekonomi, pendidikan, atau olahraga. Tau kan sponsor utama kasta tertinggi Liga Indonesia selalu dari perusahaan rokok, kecuali periode 1997-2005?

Kita juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa tar, kandungan dalam rokok,  yang merupakan kombinasi dari lebih dari 4000 bahan kimia,  dimana 60 di antaranya adalah bersifat karsinogen. Disamping itu terdapat nikotin, yang bersifat adiktif; Karbon monoksida, menggangu fungsi hemoglobin;  Dan zat lainnya yang sangat berisiko apabila dikombinasikan dengan unsur-unsur tertentu. Anda yang perokok juga tentu tidak mau anak Anda, atau istri Anda terpapar asap rokok - padahal kalau mau dibilang, asap kendaraan bermotor, atau pabrik, risikonya tidak jauh berbeda. Apalagi untuk kota besar seperti Jakarta atau Surabaya.

Tembakau juga yang dianggap menjadi kekuatan sektor pertanian yang cukup besar dibandingkan dengan komoditas tanaman lainnya, sampai saat ini belum bisa mensejahterakan para petaninya.  Data yang dirilis oleh BPS (02/01/ 2012) juga menunjukkan kontribusi rokok terhadap pembentukan garis kemiskinan menempati posisi kedua setelah beras, yakni sebesar 8,31 persen di perkotaan dan 7,11 persen di perdesaan. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan penduduk miskin, selain dialokasikan untuk membeli beras, juga dialokasikan untuk membeli rokok.

Merokok saat ini merupakan hal yang masih diperdebatkan. Sejauh ini memang diperlukan suatu studi yang seimbang, objektif, ataupun kuantitatif mengenai apa yang menyebabkan sakit. Apakah benar penyebabnya rokok?  Tau ga, paling sedikit 50 persen dari hasil penarikan pajak rokok, dipakai untuk mendanai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat. Diatur UU lho.. Oleh karena itu, pandanglah perokok sebagai seorang nasionalis sejati, yang rela mengorbankan raga dan harta mereka demi nusa dan bangsa.

Untuk para pecinta alam, yang hobi menjelajahi alam sambil merokok, fuck you! Untuk yang ini saya berani, soalnya saya juga pecinta alam. Anda boleh merokok di gunung, tapi saya ga percaya puntung atau filternya mau Anda kantongi untuk dibuang di tempat sampah jikalau turun.

Referensi: 1. Manfaat Rokok 2. Pajak Rokok 3. Pendapatan Lewat Cukai Rokok 4. Racun pada Rokok 5. Rokok dan Si Miskin 6. Sisi Positif dari Rokok dan Kopi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun