Tanjung, INFO_PAS --- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menjadi momentum bersejarah bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tanjung. Pada hari pemungutan suara, sejumlah warga binaan yang terdaftar sebagai pemilih mendapat kesempatan untuk menyalurkan hak pilih mereka, meski berada di balik jeruji besi. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk mewujudkan demokrasi yang inklusif, di mana setiap warga negara, termasuk mereka yang tengah menjalani hukuman, tetap dapat berpartisipasi dalam proses pemilu, Rabu(27/11).
Proses pemungutan suara di Lapas Tanjung berlangsung dengan ketat sesuai dengan protokol keamanan yang berlaku. Sejak pagi hari, petugas Lapas bersama penyelenggara Pemilu telah menyiapkan tempat pemungutan suara (TPS) Khusus di dalam area lapas, lengkap dengan perlengkapan pemilu yang sesuai standar. Warga binaan yang sudah terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) tampak antusias untuk memberikan suara mereka, meskipun terhalang oleh batasan fisik penjara.
Â
Selain pengamanan dari petugas Lapas, pengawasan terhadap jalannya pemungutan suara di Lapas Tanjung juga dilakukan oleh pihak kepolisian. Sejumlah personel dari Polda Kalsel, Polres Tabalong dan Camat Murung Pudak turun langsung untuk memastikan bahwa proses pemilu berlangsung dengan aman, transparan, dan tanpa ada unsur kecurangan.
Kabid TIK Polda Kalsel, Kombes Pol. Dr. Kholilur Rochman yang hadir dalam rangkaian pengawasan Pilkada, menjelaskan bahwa kehadiran pihak kepolisian bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serta memastikan tidak ada gangguan dari luar yang dapat merusak jalannya pemungutan suara. "Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh tahapan pemilu berjalan dengan lancar, baik di luar maupun di dalam Lapas. Pengawasan ini sangat penting untuk menjaga integritas proses pemilu, termasuk di TPS Khusus 901 Lapas Tanjung," ujar Kombes Pol. Dr. Kholilur Rochman.
Partisipasi warga binaan dalam Pilkada kali ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan akses yang lebih inklusif dalam proses demokrasi. Sebelumnya, pemilu di Lapas Tanjung sering dianggap sebagai hal yang sulit dilakukan, mengingat tantangan yang ada dalam hal pengamanan dan logistik. Namun, dengan adanya persiapan yang matang dan sinergi antara berbagai pihak, pelaksanaan Pilkada di Lapas Tanjung kali ini berlangsung dengan sukses.
Menurut Kepala Lapas Tanjung, Hakim Sanjaya, proses ini menjadi salah satu indikator penting dalam upaya rehabilitasi sosial para narapidana. "Pemberian hak pilih kepada warga binaan di Lapas Tanjung adalah bagian dari proses pembinaan dan reintegrasi sosial. Kami berharap ini bisa menjadi langkah awal bagi mereka untuk kembali berpartisipasi secara positif dalam kehidupan bermasyarakat setelah masa hukumannya selesai," ungkap Hakim.
Pilkada di Lapas Tanjung juga menjadi ajang untuk menciptakan kesadaran politik di kalangan warga binaan. Sebagian besar dari mereka mengungkapkan bahwa meskipun berada di dalam penjara, mereka tetap ingin turut serta dalam menentukan masa depan daerah mereka, dengan memilih pemimpin yang mereka anggap mampu membawa perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H