Sebanyak dua puluh tiga warga binaan Lapas Takalar, Kanwil Kemenkum Sulawesi Selatan, yang telah mengikuti pelatihan pembuatan anyaman songkok selama sepekan, terus berproduksi.Â
Ince Hartini Toto, Wakil Ketua Yayasan Hidayah Art, mengungkapkan jika proses pelatihan berjalan lancar.Â
"Warga binaan yang ikut pelatihan mudah sekali menyerap. Karena memang kita target satu minggu sampai sepuluh hari. Ini baru tahap pembelajar tapi cara warga binaan membuat cantik-cantik semua. Mereka rapi cara kerjanya," kata Hartini, Rabu (10/7).Â
"Selama melatih warga binaan di sini, saya tidak merasakan adanya hambatan, karena mereka sama dengan orang di luar sana. Malahan karena mereka berada di dalam lapas, sehingga mereka bisa lebih disiplin. Saya suka mengajar di sini karena betul-betul serius," tutupnya.Â
Terpisah, Kalapas Takalar, Ashari, mengungkapkan jika pihaknya akan fokus mengembangkan keterampilan warga binaan di bidang anyaman songkok.Â
"Kami sudah tanda tangani Perjanjian Kerja Sama dengan Hidayah Art. Jadi ke depannya mereka akan membantu kami memasarkan produk yang telah dibuat warga binaan. Saat ini kami targetkan untuk memproduksi songkok guru kurang lebih tiga puluh buah dalam sebulan. Natinya akan kami tampilkan saat pemberian remisi 17 Agustus nanti di hadapan Bupati Takalar dan Forkopimda," jelas Ashari.Â
"Kami berharap warga binaan di Lapas Takalar bisa melestarikan keberadaan songkok guru yang sudah mulai kehilangan pengrajin, sekaligus bisa jadi ikon yang membangun citra positif bagi Lapas Takalar," tutup Ashari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H